Tagar Terima Kasih Gus Dur #TerimaKasihGusDur Trending Topic, Ini Sejarah Imlek di Indonesia

Trending Topic Twitter Selasa (5/2/2019), Tagar Terima Kasih Gus Dur atau #TerimaKasihGusDur digunakan oleh netizen.

Editor: Duanto AS
Kompas/Totok Wijayanto
Abdurrahman Wahid 

Trending Topic Twitter Selasa (5/2/2019), Tagar Terima Kasih Gus Dur atau #TerimaKasihGusDur digunakan oleh netizen.

TRIBUNJAMBI.COM - Bersamaan waktunya dengan Tahun Baru Imlek 2019, tagar Terima Kasih Gus Dur populer #TerimakasihGusDur menjadi trending topic di twitter.

Tahun Baru Imlek 2019 pada Selasa (5/1/2019).

Putri Gus Dur Alissa Wahid melalui akun terverifikasi @AlissaWahid ikut meretwit Tagar Terima Kasih Gus Dur.

Salam selamat Tahun Baru Imlek 2019 dari kawan2 @GUSDURians di berbagai kota. Semoga sikap saling menghargai semakin menguat dalam diri kita semua. Berbagi bangsa, berbagi bahagia. Demikian kicauan Alissa Wahid Selasa (5/2/2019)

Tagar Terima Kasih Gus Dur trending twitter hari ini
Tagar Terima Kasih Gus Dur trending twitter hari ini (capture trending twitter.com)

Apa hubungannya Tahun Baru Imlek dengan Gus Dur?

Sejarah Tahun Baru Imlek Dirayakan di Indonesia

Tribun-timur.com melansir sejumlah sumber, Di Indonesia, selama 1965-1998, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum.

Baca Juga:

 Begitu Jokowi Ucapkan Selamat Tahun Baru Imlek 2019, Langsung Diserbu Komentar, Ini Sejarahnya

 Beda Anak Ahok dan Veronica Tan Rayakan Imlek 2019, Si Sulung Ikut BTP, Dua Saudaranya Bersama Vero

 Vanessa Angel Ditahan di Polda Jatim, Beri Pesan Pilu Pada Sang Kekasih : Bi Maafin Aku Begini

 7 Kesalahan Finansial yang Tak Pernah Dilakukan Orang Kaya, Tips Keuangan Ini Bisa Dicoba

Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.

Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid yang mencabut Inpres Nomor 14/1967.

Kemudian Presiden Megawati Soekarnoputri menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur nasional. Mulai 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional.

Masyarakat Tionghoa Indonesia bersyukur bahwa Imlek dijadikan hari besar nasional, sebagaimana dikemukakan Presiden Megawati Soekarnoputri ketika menghadiri perayaan Imlek 2553 di Hall A Arena Pekan Raya Jakarta, Kemayoran, Minggu [17 Februari 2002].

Keputusan pemerintah ini tak terlepas dari perjuangan sebuah lembaga yang menamakan diri Yayasan Lestari Kebudayaan Tionghoa Indonesia (YLKTI) yang diketuai oleh Suhu Acai, pria yang selama ini dikenal sebagai paranormal, tinggal di kawasan Pluit, Jakarta Utara.

Awalnya, tanggal 17 Oktober 2000 YLKTI berkirim surat kepada Menteri Agama RI, intinya berharap agar pemerintah berkenan menjadikan Imlek menjadi hari besar/libur nasional. Tanggal 22 Januari 2001, Menteri Agama lewat surat nomor B.VI/2/BA.00/161/2002 memberikan jawaban bahwa berdasarkan kajian dan pertimbangan Menteri Agama yang disampaikan kepada Presiden RI (kala itu KH Abdurrahman Wahid), usulan YLKTI itu bisa disetujui bahwa Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya).

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved