Ingin Kuasai Dili, Kisah Berdarah Kopassus Berperang vs Tropaz, Pasukan 'Sangar' Didikan Portugis
Pasukan pemberontak yang sungguh kuat dan disebut sebagai tentara didikan pasukan Portugis harus dihadapi TNI kala itu.
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Andreas Eko Prasetyo
Jumlah pasukan yang diterjunkan 270 orang Prajurit Para Komando dari Grup I Kopasandha (kini Kopassus TNI AD) dan 285 prajurit Yonif 501
TRIBUNJAMBI.COM - Perjuangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat berjuang menahan lepasnya Timor Timur (kini Timor Leste) dari Indonesia ternyata menghadapi banyak rintangan.
Pasukan pemberontak yang sungguh kuat dan disebut sebagai tentara didikan pasukan Portugis harus dihadapi TNI kala itu.
Berjuang dengan banyaknya tentara Indonesia harus gugur, ternyata berbanding pula dengan banyaknya pihak musuh yang gugur.
Kal itu pasukan didikan Portugis tersebut dinamai Tropaz.
Baca Juga:
Pilot Hebat TNI AU Ini Ngamuk, Banting Makanannya Depan Para Jenderal Karena Nasib Anak Buahnya
Zona Mengerikan & Berbahaya Ini Disisir TNI, Tongkat Komando Sang Pimpinan KKB Ditakuti Ditemukan
KKB Makin Terhimpit, Tim Gabungan TNI/Polri Tangkap & Menahan 3 Sosok Pemasok Amunisi KKB Papua
Daftar 8 Jenderal Polisi yang Naik Pangkat dan Puluhan Jenderal TNI yang Mutasi
Tropaz adalah pasukan Timor Leste didikan Portugis yang kenyang dengan pengalaman tempur gerilya.
Mereka ternyata sudah kenyang dengan banyak gemblengan, sehingga bisa menghadapi TNI yang terkenal dengan strategi gerilyanya juga.
Tidak hanya anggota TNI biasa, Kopassus yang saat itu masih bernama Kopassandha juga menghadapi pasukan Tropaz tersebut.
Mereka diterjunkan untuk menumpas pemberontakan di daerah jajahan Portugis seperti Angola dan Mozambik.
Pasukan Tropaz juga memiliki kemampuan menembak yang sangat baik.
7 Desember 1975, TNI menggelar operasi lintas udara terbesar untuk menguasai Kota Dili, Timor Portugal.
Jumlah pasukan yang diterjunkan 270 orang Prajurit Para Komando dari Grup I Kopasandha (kini Kopassus TNI AD) dan 285 prajurit Yonif 501.
Banyak kelemahan dari operasi penyerbuan itu.
Antara lain data intelijen yang salah.
Disebutkan musuh yang menjaga Kota Dili hanya sekelas dengan Hansip. Ini salah besar.