Kisah Eka Tjipta Pendiri Sinarmas yang Hanya Tamat SD, Pernah Jualan Permen Keliling Pakai Sepeda

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka datang dari keluarga pemilik Sinarmas Group.

Editor: ridwan
Kolase/Tribun Timur
Eka Tjipta Widjaja meninggal dunia Sabtu 

TRIBUNJAMBI.COM - Kabar duka datang dari keluarga pemilik Sinarmas Group.

Eka Tjipta Widjaja, taipan properti yang juga menjadi raja percetakan kertas tutup usia pada Sabtu (26/01).

Hingga kini, gurita bisnisnya dilimpahkan pada anak dan para cucunya untuk dikembangkan.

Melansir dari Kontan, Sinarmas memiliki ratusan perusahaan yang digolongkan dalam 6 jenis termasuk pulp and paper, jasa keuangan, pengembangan, dan real estate serta agribisnis dan makanan.

Baca: Hidayat Nur Wahid Singgung Nama Jan Ethes, TKN: PKS Paling Sering Bawa Anak-anak

Namun, siapa sangka, di balik gelimang harta taipan ini terselip kisah haru?

Eka Tjipta Widjaja berasal dari keluarga miskin di Quanzhou, China dengan nama asli Oei Ek Thjong.

Lahir pada 3 Oktober 1923, Eka Tjipta merantau ke Indonesia tepatnya Makassar pada umur 9 tahun.

Demi merantau, Eka Tjipta harus berhutang pada rentenir sejumlah 150 dollar.

"Bersama ibu, saya ke Makassar tahun 1932 pada usia sembilan tahun.

Baca: Santan Sebagai Pengganti Susu, Ini Kandungannya, Amankah Dikonsumsi Anak Balita?

Kami berlayar tujuh hari tujuh malam. Lantaran miskin, kami hanya bisa tidur di tempat paling buruk di kapal, di bawah kelas dek"

Ada uang lima dollar, tetapi tak bisa dibelanjakan, karena untuk ke Indonesia saja kami masih berutang pada rentenir, 150 dollar," cerita Eka Tjipta seperti yang dikutip dari Grid.id.

Tiba di Makassar, Eka Tjipta lantas membantu sang ayah berjualan di toko kelontong yang sudah berdiri.

Usaha keluarganya mulai maju dua tahun kemudian, Eka Tjipta meminta disekolahkan.

Baca: Viral Majikan Makan di Resto Mewah, TKW Ini Disuruh Ngesot, Singapura Malu dan Lakukan Ini

Berdasarkan biografinya, raja kertas ini hanya seorang lulusan sekolah dasar di Makassar.

Bahkan, usai tamat SD, Eka Tjipta kembali putus sekolah hingga berjualan secara door to door mengendarai sepedanya keliling kota Makassar menjajakan permen, biskuit dan aneka dagangan sang ayah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved