Banjir Air Laut Pasang di Tanjabtim, Mulai Menggenangi Pemukiman dan Jalan, BPBD Imbau Warga Waspada
Selain itu, BPBD juga mengimbau untuk berhati-hati terhadap serang binatang berbisa seperti ular, lipan, kalajengking maupun serangan buaya.
Penulis: Zulkipli | Editor: Deni Satria Budi
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Zulkifli
TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Banjir Rob atau air laut pasang, melanda sebagian besar pemukiman masyarakat di wilayah pesisir Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Ketinggian air laut pasang sejak beberapa hari terakhir, naik hingga menggenangi jalan-jalan, pemukiman maupun perkebunan warga. Wilayah yang terendam banjir air laut itu, diantaranya di Kecamatan Mendahara, Kecamatan Sabak Timur, Kecamatan Nipah Panjang, Berbak dan Kecamatan Sadu.
Di kecamatan Mendahara misalnya, air pasang laut naik hingga menggenangi jalan-jalan dan perkantoran camat. hampir semua halaman kantor camat tergenang air laut.
Baca: Indonesia Semakin Berat Jadi Tuan Rumah MotoGP, Karena Filipina Bangun Sirkuit Balap Kelas Dunia
Baca: Dilema Perekrutan PPPK, Ribuan Honorer di Sarolangun, Terancam Dirumahkan
Baca: Kembangkan Penanaman Kopi ke Kelompok Tani, Pemkab Kerinci Juga Siapkan Bibit Kopi untuk Perorangan
Air pasang laut ini naik pada siang hingga sore hari. Kemudian pada malam hari selama kurang lebih tiga jam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jakfaf saat dikonfirmasi Tribunjambi.com, Jumat (25/1/2019) mengatakan, saat ini memang memasuki puncak musim pasang air laut tinggi.
Menurut Jakfar, tingginya permukaan air laut juga dipengaruhi tingginya curah hujan di wilayah hulu sungai Batanghari.

"Diperkirakan ini, masih akan berlangsung hingga Maret akan datang," bilang Jakfar.
Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan BPBD Tanjabtim mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai anak-anak mereka yang sedang bermain-main air.
Selain itu, BPBD juga mengimbau untuk berhati-hati terhadap serang binatang berbisa seperti ular, lipan, kalajengking maupun serangan buaya.
"Kalau air naikkan, binatang-binatang itu biasanya keluar. Itu harus diwaspadai," bebernya.
Baca: Sandiaga Beri Respon Soal Kebebasan Ahok dari Penjara, Hingga Bukti BTP Tak Pilih Jokowi & Prabowo
Baca: Mulai 1 Januari 2019, Pengguna 27 Ponsel Jenis Ini Tak Bisa Gunakan Aplikasi WhatsApp!
Baca: Apakah Karena Turun Tahta Raja Malaysia Sultan Muhammad V Cerai Oksana Voevodina Ratu Kecantikan?
Dilanjutkan Jakfar, ini merupakan banjir pasang surut, ketinggian air hanya bertahan kurang lebih tiga jam kemudian surut kembali. Pihaknya belum akan melakukan tindakan evakuasi.
"Sejauh ini juga belum ada laporan rumah warga yang tergenang. Kalaupun ada paling lama hanya 3 jam kemudian surut lagi," pungkas Jakfar.(*)