Ke Mana 'Larinya' Batu Bara Jambi pada 2018? Ternyata 1,2 MT ke Luar Negeri , 7,2 MT ke Dalam Negeri
Dari Januari-November 2018 produksi batu bara di Provinsi Jambi mencapai 9,3 juta metrik ton (MT).
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM - Data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, dari Januari-November 2018 produksi batu bara di Provinsi Jambi mencapai 9,3 juta metrik ton (MT).
Kepala Seksi Pembinaan dan Pengawasan Pengusahaan Mineral dan Batu Bara Dinas ESDM Provinsi Jambi, Novaizal Varia Utama, mengatakan dari jumlah itu telah terjual sebanyak 8,7 juta MT.
Penjualan batu bara untuk dalam negeri maupun luar negeri
"Sebanyak 7,2 juta MT dijual di dalam negeri atau nasional. Sedangkan lebih kurang 1,5 juta MT diekspor ke beberapa negara, seperti China Vietnam dan India," ujarnya, Selasa (22/1).
Jumlah produksi dari Januari - November 2018 telah mencapai 9,3 juta MT, kemungkinan akan lebih lagi. Itu karena ada beberapa perusahaan yang belum mengirimkan data produksinya dan dari PKP2B.
Secara rinci, Novaizal menjelaskan dari 9,3 juta MT tersebut merupakan hasil produksi area tambang yang berada di lima kabupaten.
Batanghari memroduksi 1 juta MT, Kabupaten Muaro Jambi memroduksi 378 ribu MT, Kabupaten Kabupaten Tebo memroduksi 1,3 juta MT.
Daerah yang paling banyak memroduksi dari Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Bungo di urutan kedua. Jumlah itu dengan rincian Kabupaten Sarolangun 4,5 juta MT dan Kabupaten Bungo 2 juta MT.
Baca Juga:
Baca: Dipo Latief Mangkir di Sidang Mediasi, Reaksi Nikita Mirzani Gali Kuburmu Sendiri
Baca: Seleksi CPNS 2019 Mulai Dibuka Maret, Simak Formasi yang Tersedia dari Kemenpan RB
Baca: Seorang Jenderal Dibentak-bentak Bintara karena Salah Parkir Mobil, Tak Tahu Itu Raja Intel
Baca: Calon Penumpang WingsAir Terobos Penjagaan Tenteng Benda Tajam, Tak Terima Disuruh Bayar Bagasi
”Ini semua di luar dari PKP2B dan PT Karya Bumi Beratama,” katanya.
Tentang ketentuan harga, dia mengatakan bervariasi tergantung dari spesifikasi. Itu berdasarkan kalorinya, total moistune, sulfur dan ash.
"Untuk range harga Kabupaten Batanghari, Muarojambi, Tebo dan Sarolangun berkisar Rp 330 ribu hingga Rp 360 ribu /ton sedangkan range harga Kabupaten Bungo berkisar Rp 450 ribu hingga Rp 800 ribu/ton. Memang berbeda yang di Kabupaten Bungo karena kalori sulfur spesifikasi batu baranya lebih baik," jelasnya
Mengenai tarif royalti yang diberikan, kata dia tergantung dari spesifikasi batubara.
Di metode pertambangan terbuka, batu bara dengan kadar ≤ 5.100 Kkal/Kg ADB tarif yang diberikan 3 persen, batu bara dengan kadar > 5.100-6.100 Kkal/Kg ADB tarif yang diberikan 5 persen, lalu batu bara dengan kadar di atas 6.100 tarif yang diberikan 7 persen.