Rupiah Menguat Signifikan ke 14 Ribu, Ini Analisa Chatib Basri
Sementara pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 14.177,8.
JAKARTA, Tribunjambi.com - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS Senin (7/1/2019) terus menguat dengan signifikan hingga ke kisaran 14.000.
Di pasar spot Bloomberg, rupiah tercatat diperdagangkan di level Rp 14.024 per dollar AS pada pukul 12.47 WIB. Angka tersebut menguat 246 poin atau 1,72 persen dari penutupan perdagangan pada Jumat (4/1/2019) lalu yang sebesar Rp 14.270 per dollar AS.
Sementara pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS dibuka pada level Rp 14.177,8.
Adapun nilai tukar rupiah pada kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) hari ini berada di posisi Rp 14.105 per dollar AS. Posisi ini naik 1,70 persen dibanding Jumat pekan lalu pada 14.350.
Terkait penguatan ini, mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri mengingatkan agar pemerintah dan pelaku pasar tak terlena.
Baca: Ketua RT Rawan Permainan di Pemilu Legislatif, Ini Penyebabnya
Baca: 5 Fakta Viralnya Nurhadi - Aldo Capres-Cawapres Palsu 2019, Ini Kisah di Baliknya
Baca: ASN Muarojambi Bakal Pakai Baju Dinas Teluk Belango Baru, Perbup sedang Disusun
Chatib mengatakan, di tengah kondisi seperti saat ini, berbagai upaya untuk memperdalam pasar keuangan tetap perlu dilakukan agar peran dari investor lokal menjadi lebih dominan.
Sebab, selama ini Indonesia masih sangat bergantung pada arus modal asing yang sangat bergantung pada sentimen pasar.
Menguatnya rupiah terhadap dollar AS hari ini, lebih disebabkan karena sentimen dari pidato Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell yang mentakan Federal Reserve atau The Fed akan 'bersabar' dalam menaikkan bunga.
"Dugaan saya arus modal masuk, akan kembali terjadi dan pasar keuangan akan bergairah."
"Namun saya ingin mengingatkan sejak dini. Arus modal ini satu hari akan kembali lagi keluar krn sifatnya hot money," ujar Chatib seperti dikutip Kompas.commelalui akun twitternya.
Chatib menjelaskan, bukan tidak mungkin situasi yang terjadi seperti di 2018 lalu, di mana rupiah sempat menembus angka Rp 15.000 per dollar AS bisa berulang. Sebab, kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga lagi juga masih ada.
Berbagai kebijakan makroprudensial seperti Jika Fed kemudian kembali lagi menaikkan bunga dengan cepat, maka situasi 2018 akan berulang.
Tanpa ini, situasi 2018 akan berulang. Saya ingat satu obrolan dg ekonom Carmen Reinhart di Harvard beberapa tahun lalu: 3 kata yg paling berbahaya adalah this time is different.
Dan policy maker cenderung berkata itu pada saat arus modal masuk
M. Chatib Basri@ChatibBasri
Saatnya bagi kita utk tdk mengulangi kesalahan dg menganggap bahwa arus modal yg masuk, rupiah yg menguat, pasar keuangan yg bergairah ini berbeda dg yang lalu. This is (not) different