Disepak dan Dikasari Pembajak, Ini Penderitaan Pramugari Garuda Woyla Sebelum Diselamatkan Kopassus

Perlakuan kejam dan kasar dilakukan oleh para pembajak kepada para pramugari pesawat Garuda Woyla tujuan Jakarta-Medan

Editor: bandot
kompas.com
Aksi Kopassus saat membebaskan sandera dari Pesawat Woyla yang dibajak teroris 

TRIBUNJAMBI.COM - Perlakuan kejam dan kasar dilakukan oleh para pembajak kepada para pramugari pesawat Garuda Woyla tujuan Jakarta-Medan.

Selain berlaku kasar kepada penumpang, para Pramugari yang bertugas sebagai kru penerbangan juga  diperlakukan secara kasar. 

Beruntung penderitaan mereka berakhir setelah pasukan Komando Pasukan Sandhi Yudha (Kopassandha) atau sekarang bernama Kopassus menyelamatkan mereka. 

Pembebasan sandera penumpang pesawat DC 9 Woyla milik Garuda Indonesia yang dibajak oleh segerombolan teroris menjadi satu diantara operasi Kopassus yang menyita perhatian dunia.

Pesawat tujuan Jakarta-Medan yang membawa puluhan penumpang tersebut dibajak oleh para teroris.

Saat berada di bawah penyanderaan teroris, para penumpang merasakan penderitaan.

Pesawat DC 9 mlik Garuda Indonesia itu dibajak oleh lima teroris dari kelompok yang mengaku bernama Komando Jihad.

Awal mula peristiwa pembajakan itu pada Sabtu, 28 Maret 1981.

Pesawat yang membawa 48 penumpang tersebut berangkat dari Jakarta dengan tujuan Medan.

Sekitar pukul 09.00, pesawat transit di Palembang.

Upacara pemakaman Kapten Pilot GA “Woyla” Herman Rante yang dihadiri oleh rekan-rekan dan krew awak pesawat Woyla. Kapten Herman Rante ditembak salah satu teroris dalam serangan tersebut akhirnya meninggal di Rumah Sakit di Bangkok beberapa hari setelah insiden tersebut. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Upacara pemakaman Kapten Pilot GA “Woyla” Herman Rante yang dihadiri oleh rekan-rekan dan krew awak pesawat Woyla. Kapten Herman Rante ditembak salah satu teroris dalam serangan tersebut akhirnya meninggal di Rumah Sakit di Bangkok beberapa hari setelah insiden tersebut. Beliau dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. (Pict: ©1981 by Kompas)

Mengutip dari Harian Kompas yang terbit 1 April 1981, pesawat lepas landas setelah menunggu lima menit.

Awalnya tak ada yang ganjil, semua penumpang duduk pada tempatnya masing-masing.

Pramugari pun melakukan tugasnya untuk melayani kebutuhan penumpang.

Hari itu ada tiga orang pramugari yang betugas Retna Wiyana, Deliyanti, dan Lydia Pangestu.

Baca: Rahasia Masa Lalu Pemilik Perusahaan Betadine di Indonesia, Ternyata Jebolan Kopassus

Baca: KIsah di Balik Sukses Operasi Woyla, Ternyata di Luar Skenario: Ini Kesaksian Sintong Panjaitan

Baca: Peluru Kedaluarsa, Operasi Pembebasan Sandera Garuda Woyla yang Dilakukan Kopassus Nyaris Gagal

Sama seperti biasanya mereka melakukan pekerjaan mereka tanpa ada rasa curiga bakal mengalami hal paling mengerikan dalam hidup mereka.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved