Bermula dari Rencana Jahat Usai Pesta Adat, OPM pun Berkhianat! Kopassus Sangat Sigap & Gerak Cepat
Bermula dari Rencana Jahat Usai Pesta Adat, OPM pun Berkhianat! Kopassus Sangat Sigap & Gerak Cepat
Bermula dari Rencana Jahat Usai Pesta Adat, OPM pun Berkhianat! Kopassus Sangat Sigap & Gerak Cepat
TRIBUNJAMBI.COM - Kisah Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dalam penyelamatan sandera yang dilakukan kelompok separatis atau pemberontak ternyata sudah pernah terjadi.
Bila Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang dipimpin Egianus Kogoya ini gagal menerjunkan Kopassus.
Kisah satu ini patut diketahui akan perjuangan Kopassus dalam membasmi kelompok separatis.
Semua berawal dari penyanderaan yang dilakukan gerakan pengacau keamanan (GPK)—sekarang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB)—terhadap peneliti Tim Ekspedisi Lorentz '95 di Pegunungan Jayawijaya, sejak 8 Januari-15 Mei 1995, berakhir dengan tewasnya dua anggota tim.
Baca Juga:
Ahli Gunakan Senjata, Sosok Berpengaruh di Papua ini Mencurigai Ada Mantan TNI-Polri yang Latih KKB
VIDEO: Terus Bergerak Memburu, Pasukan Brimob Berhasil Hancurkan Markas KKB di Belantara Papua
Indonesia Enggan Bernegosiasi dengan KKB di Papua, Wiranto Sampai Sebut Egianus Kogoya Seperti ini
Mereka adalah Navy W. Th. Panekenan (29) dan Yosias Matheis Lasamahu (32).
GPK sendiri disebut punya afiliasi dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menginginkan kemerdekaan Papua dari Republik Indonesia.
Sebelumnya, sandera sempat berhubungan dengan anggota Komite Regional Palang Merah Interaotional (International Committee of the Red Cross - ICRC).
Melalui lobi-lobi yang dilakukan ICRC juga, kelompok GPK sempat mau melepaskan para sandera itu.
Tapi semua berubah setelah dilakukannya pesta adat. Salah satu pemimpin tertinggi mereka, Kelly Kwalik, memberi syarat berat untuk Indonesia—dan itu memaksa ABRI mengirim pasukannya.
Bagaimana kisah itu terjadi, Intisari edisi Juli 1996 mengisahkannya untuk kisah semua.
Baca Juga:
VIDEO: Profil Aulia Tasman Mantan Rektor Universitas Jambi yang Meninggal Dunia
Akhir Tahun 2018 Pekerjaan Fisik di Kerinci Baru 73 Persen, Askar Jaya Jelaskan Alasannya
Digelar Pada Februari 2019, Kelas Inspirasi Kerinci Mulai Rekrut Relawan, Ini Cara Mendaftarnya
***
Semua orang yang memahami budaya masyarakat Irian Jaya, sekarang Papua, tahu betapa pentingnya pesta adat.
ICRC pun sadar, pesta besar berarti semua akan beres.
GPK benar-benar mau membebaskan sandera. Dua helikopter carteran dari MAP (Missionary Aviation Fellowship) dan Airfast, mengangkut bahan makanan seperti ubi, sayur mayur, dan lainnya, termasuk 10 ekor babi hidup.
