Serka Ismail, Sosok Kopaska yang Buat Kapal Perang Malaysia Gentar & Ketakutan Pulang ke Negaranya

Setiap kali Indonesia memiliki masalah perbatasan di lautan dengan negara tetangga, Komando Pasukan Katak (Kopaska)

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Pinterest
Kopaska TNI AL 

TRIBUNJAMBI.COM - Setiap kali Indonesia memiliki masalah perbatasan di lautan dengan negara tetangga, Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL sebagai tim aju akan menjadi ujung tombaknya.

Misalnya, krisis perbatasan RI-Malaysia di Ambalat pada pertengahan 2005 lalu.

Dalam sebuah momen, seperti diceritakan dalam buku Kopaska: Spesialias Pertempuran Laut Khusus (2012), seorang personel Kopaska TNI AL melaksanakan tindakan heroik demi menjaga keutuhan NKRI.

Baca: LIVE STREAMING: Ngobrol Asyik Guru Kaum Marginal (SIJ dan Bara Api) di Mojok @TribunJambi

Baca: Terbunuh di Pulau Sentinel oleh Panah Suku Terpencil, Ini Saat-saat Terakhir John Chau

Saat itu dalam upaya pembangunan mercusuar Karang Unarang sebagai salah satu titik terluar perbatasan, TNI AL menempatkan satu tim Kopaska asal Satkopaska Armada Timur (Armatim) ke lokasi tersebut.

Tujuan penggelaran pasukan Kopaska adalah untuk mengamankan proses pembangunan sekaligus juga melindungi para pekerja RI yang ada di situ.

Sebelumnya pihak Malaysia memang pernah berusaha menghambat pembangunan mercusuar tersebut.

Caranya adalah dengan mengerahkan kapal-kapal milik Marine Police dan TLDM (Tentara Laut Diraja Malaysia) untuk melakukan manuver-manuver yang bisa menimbulkan ombak tinggi sehingga bisa mengganggu pembangunan mercusuar.

Tak hanya itu, mereka bahkan sempat berlabuh di lokasi pembangunan dan melakukan penganiayaan terhadap para pekerja.

Pada 1 April 2005, sekitar pukul 06.00 WITA (Waktu Indonesia Tengah), kapal-kapal Malaysia kembali melakukan aksinya.

Dua kapal mereka terdeteksi buang jangkar di jarak sekitar 500 yard dari Pontoon Lius Indah, lokasi di mana tim Kopaska di tempatkan.

Ketika diidentifikasikan dua kapal itu adalah satu kapal milik Marine Police Malaysia, sedang satunya lagi adalah kapal TLDM.

Baca: Ramalan Zodiak 24 November 2018, Peruntungan Bagi Gemini yang Tengah Menunggu Hadiah

Baca: Bentuk Badan Pemenangan Pemilu di Daerah, Golkar Optimis Raih Pimpinan pada Pileg 2019

Satu jam kemudian upaya pertama pengusiran dilakukan oleh sebuah kapal patroli TNI AL, KRI Todong Naga (819).

Tapi upaya ini tak membuahkan hasil, kedua kapal Malaysia tetap berada di tempatnya.

Kondisi ini telah diamati oleh personel Kopaska yang berada di pontoon Lius Indah dan tug boat DC-2.

Tak berapa lama kemudian, dari radio komunikasi DC-2 terdengar panggilan radio Komandan KRI Todung Naga. Intinya adalah permintaan untuk membantu upaya pengusiran.

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved