EKSKLUSIF - Wawancara dengan Baiq Nuril 'Lega Setengah-setengah, Karena Proses Masih Panjang'

Kelegaan itu dirasakan Baiq Nuril setelah Kejaksaan Agung menunda eksekusi hukumannya. Namun masih waswas, setiap saat bisa masuk penjara

Editor: Suci Rahayu PK
Kompas.com/fitri
Baiq Nuril masih memburu keadilan, dukungan dari berbagai kalangan cukup melegakannya. 

EKSKLUSIF - Wawancara dengan Baiq Nuril 'Lega Setengah-setengah, Karena Proses Masih Panjang'

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Mantan pegawai honorer pada bagian tata usaha SMAN 7 Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Baiq Nuril Maknun (40) mengaku lega.

Kelegaan itu dirasakan Baiq Nuril setelah Kejaksaan Agung menunda eksekusi hukumannya.

Baca: Prediksi Pemain & Skor Persib vs Perseru Serui, Jumat (23/11) Kick Off 15.30 WIB, Live Indosiar

Namun masih waswas, setiap saat bisa masuk penjara serta denda Rp 500 juta karena bersalah menyebarkan rekaman bermuatan kesusilaan, pembicaraan dia dengan Muslim, mantan kepala sekolah/atasan Baiq Nuril, kini menduduki jabatan sebagai Kepala Bidang pada Dinas Pemuda dan Olahraga Pemerintah Kota Mataram.

Berikut hasil wawancara eksklusif wartawan Tribun Network Alfreda dengan Baiq Nuril di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (22/11) sore.

Ia bersama penasehat hukum Joko Jumadi, menumpang pesawat pukul 17.15 WIB dari Terminal 1A menuju Bandar Udara Internasional Zainuddin Abdul Madjid.

Kasus yang memidana Nuril sangat viral, hebohnya sampai ke Jakarta.

Para pejabat negara pun turun tangan, seperti Kejaksaan Agung menunda eksekusi, Presiden Jokowi meminta Anda mengajukan surat permohonan amnesti.

Bagaimana perasaan anda saat ini, setelah Jaksa Agung menunda eksekusi?

Ya agak lega, leganya tapi setengah-setengah lah. Karena kan masih panjang prosesnya, belum ada putusan yang betul-betul sah tentunya. Karena cuman penundaan. Yang pasti perasaannya masih waswas gitu lah.

Baca: Ramalan Zodiak Jumat 23 November 2018 - Pisces Kecewa Tanpa Sebab, Gemini Jadi Pusat Perhatian

Saat bepergian seperti ini, Anda apakah membawa serta anak dan suami?

Enggak, anak-anak di rumah semua. Soalnya kan sekolah. Anak ada tiga semua masih sekolah, semuanya inisialnya R. Yang pertama sudah kelas 1 SMA, yang kedua kelas 1 SMP, dan yang paling bontot masih 1 SD di Lombok Tengah.

Bagaimana reaksi keluarga terhadap penundaan eksekusi ini?

Sudah langsung dikabarin keluarga. Semua seneng sekali pas denger tapi kan kayak tadi saya bilang prosesnya kan masih panjang.

Siapa yang tampak paling gembira saat mengetahui anda tidak jadi (setidaknya) ditunda eksekusinya? anakkah, suamikah, ibukah?

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved