Hingga Pukul 21.15 Warga Lorong Pipa Kelurahan Beliung Masih Belum Beranjak
Hingga pukul 21.15 WIB, beberapa warga Kelurahan Beliung, Kota Jambi, masih berdiam di sekitar lokasi pemblokiran Jalan Sari Bakti, Lorong Pipa.
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribunjambi.com, Mareza Sutan A J
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hingga pukul 21.15 WIB, beberapa warga Kelurahan Beliung, Kota Jambi, masih berdiam di sekitar lokasi pemblokiran Jalan Sari Bakti, Lorong Pipa.
Pemblokiran itu dilakukan lantaran warga kesal dengan menumpuknya sampah di sana.
Satu di antara warga yang masih di lokasi, Andre menyampaikan, akibat tumpukan sampah itu, lingkungan mereka jadi kotor dan bau.
"Gara-gara sampah itu, kotor dan bau lingkungan kami. Selain itu juga, kami khawatir anak kami jadi sakit. Karena yang namanya sampah ini kan, sumber penyakit," keluhnya.
Warga lain, Syargawi menambahkan, sampah itu menumpuk dikarenakan terlalu banyak masyarakat yang membuang di sana, terlebih di luar lingkungan mereka. Disebutkannya, sedikitnya tiga RT yang terkena imbas atas sampah itu.
"Di sini, ada RT 11, RT 14, dan RT 16. Itu kena semua. Belum lagi yang di sekitar kami. Karena yang buang ini, kebanyakan dari luar. Kalau cuma kami yang buang, tidak mungkin sebanyak itu," katanya.
Dia membenarkan, tempat itu memang menjadi pembuangan sampah sejak awal 2000-an. Tapi, kata dia, itu hanya untuk pembuangan sampah warga sekitar.
"Kalau buang sampah, sudah sejak tahun 2000-anlah. Tapi untuk keluarga, orang sekitar sini saja. Ada dua bak di sana, untuk buang sampah. Tapi yang sekarang ini kan, terlalu menumpuk," ujarnya, kesal.
Atas aksi yang mereka lakukan, Pemerintah Kota (Pemkot) Jambi telah turun tangan mengecek ke lokasi. Kata dia, setidaknya perwakilan Pemkot, Pol PP, didampingi Camat, Lurah dan pejabat lain sudah mengecek ke lokasi. Usai berembuk, dia mengaku, mereka telah menyampaikan tuntutan.
"Kami minta, pertama, sampah ini diangkut, paling lama jam 06.00 WIB besok. Selain itu juga, kami minta jangan ada yang buang sampah di sini lagi," dia menyebutkan.
Tidak hanya itu, mereka juga berharap pembuatan parit dan penerangan di sekitar lokasi. Pasalnya, kata dia, akibat kurangnya drainase di sekitar sana, air sering melimpah ke jalan dan menyebabkan jalan rusak. Lebih lanjut, tempat itu menjadi lokasi yang rawan tindak kejahatan akibat kurangnya penerangan.
"Kita takut juga kalau ada apa-apa di sini. Misalnya, kecelakaan atau begal, kan? Nah, Kalau itu kan, bukan cuma orang sini saja yang kemungkinan jadi korban," dia bilang.
Ketika ditanya sampai kapan mereka menunggu di sekitar lokasi pemblokiran, Syargawi bilang hingga melihat tindakan pemerintah memenuhi tuntutan mereka.