Bid'ah atau Bukan? Ini Penjelasan Ustaz Abdul Somad tentang Hukum Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Ada dua pendapat mengenai hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW. Hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW

Editor: Suci Rahayu PK
Tribun Jambi/Darwin Sijabat
Ustaz Abdul Somad 

TRIBUNJAMBI.COM - Ada dua pendapat mengenai hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW.

Hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, pertama menyebut peringatan ini adalah bid'ah.

Baca: 10 Amalan Sholawat Nabi Muhammad SAW untuk Peringati Maulid Nabi

Hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW, kedua sebaliknya, yaitu memperbolehkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW.

Lantas, harus pilih yang mana terkait hukum merayakan maulid Nabi Muhammad SAW?

Ustaz Abdul Somad dalam ceramahnya menjelaskan terkait hukum memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurutnya, ada sekitar 300 ribu hadist yang menerangkan bahwa peringatan maulid Nabi Muhammad SAW boleh dilakukan.

Adapun yang menganggap peringatan ini bid'ah, kata Abdul Somad, hanya sebagian kecil ulama Arab Saudi.

Baca: Doa dan Amalan di Malam Maulid Nabi Muhammad SAW Lengkap Dijelaskan Ustadz Abdul Somad (UAS)

Dalam ceramahnya, Ustaz Abdul Somad memaparkan beberapa hadist serta pendapat ulama besar mengenai dasar diperbolehkannya maulid Nabi Muhammad SAW.

Ustaz Abdul Somad menambahkan, manfaat positif peringatan maulid Nabi Muhammad salah satunya adalah orang-orang akan bersilaturahmi satu sama lain.

Bukan setahun sekali, melainkan setiap minggu di hari senin.

Rasulullah SAW pernah ditanya mengapa melaksanakan puasa hari Senin.

Salah satunya adalah Rasulullah SAW ternyata mengenang hari lahirnya sendiri.

Rasulullah SAW menjawab, "Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (atau hari itu diturunkan [Alquran] kepadaku). (HR Muslim)

Baca: Vicky Prasetyo Gerebek Angel Lelga dengan Pria Lain, Ngaku Iklas di Media Sosial

Adapun alasan lainnya merujuk pada penafsiran Rasulullah terhadap kalimat Ayyamillah dalam Qs Ibrahim [14]: 5 yang berbunyi, "Dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari Allah."

"Imam an-Nisa'i Abdullah bin Ahmad dalam Zawa'id al-Musnad, al-Baihaqi dalam Syu'ab al-Iman dari Ubai bin Ka'ab meriwayatkan dari Rasulullah SAW bahwa Rasulullah SAW menafsirkan kalimat Ayyamillah sebagai nikmat-nikmat dan karunia Allah SWT.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved