11 Prajurit Halilintar Kopassus Merayap 4,5 Km Lewati Sarang Kobra, Komandan Duel di Gubuk Terbakar
Buku itu mengisahkan operasi militer pasukan elite Puspassus (cikal bakal Kopassus) melawan gerombolan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS)
TRIBUNJAMBI.COM - Prajurit Kopassus menjalani misi khusus untuk memberangus pemberontak di pedalaman hutan Kalimantan.
Keberanian prajurit Kopassus dalam membela dan mengamankan NKRI tak perlu diragukan lagi.
Prajurit mempersembahkan jiwa dan raga untuk Tanah Air.
Seperti kisah berikut ini, saat seorang prajurit harus saling bunuh dengan gerilyawan Kalimantan.
Dilansir TribunJambi.com dari Intisari, buku berjudul Operasi Sandi Yudha, ditulis Jenderal Purn AM Hendropriyono, memuat kisah hebat prajurit TNI.
Buku berjudul Menumpas Gerakan Klandestin, diterbitkan Penerbit Buku Kompas pada 2013.
Baca: Jelang Piala AFF 2018 Timnas Indonesia Vs Timor Leste, Segini Harga Tiket Nonton di GBK
Satu di antara yang menarik yaitu upaya penangkapan petinggi PGRS/Paraku dengan jabatan Sekretaris Wilayah III Mempawah Siauw Ah San.
Tim Halilintar pimpinan Kapten Hendropriyono mendapatkan informasi tentang Ah San dari Tee Siat Moy, istrinya yang berkhianat.
Siat Moy mau membantu TNI dengan syarat Ah San tak dibunuh.
Maka Hendropriyono memimpin 11 prajurit Halilintar Prayudha Kopasandha (kini Kopassus) untuk meringkus Ah San hidup-hidup.

Mereka tidak membawa senjata api, hanya pisau komando sebagai senjata.
Hanya Hendro yang membawa pistol untuk berjaga-jaga.
Baca: Manager Jet Li Melaporkan Kondisi Terkini Aktor Laga Itu, Ini Penjelasan yang Sebenarnya
Setiap personel dilengkapi dengan handy talky (HT).
Temukan Sarang Kobra
Pada 3 Desember 1973 pukul 16.00, tim mulai merayap ke sasaran yang jauhnya sekira 4,5 Km, melewati hutan rimba yang lebat.