Tentara Bayaran "Gurkha" Pernah Tidak Berkutik Melawan Pasukan Khusus TNI, Begini Kisahnya

TRIBUNJAMBI.COM- Gurkha memang sangat terkenal dengan kemampuan berperangnya yang otodidak, agresif

Editor: ridwan
Kolase/Ist
Pasukan TNI dan Pasukan Gurkha dengan Pisau Kurki 

TRIBUNJAMBI.COM- Gurkha memang sangat terkenal dengan kemampuan berperangnya yang otodidak, agresif di medan pertempuran, tidak takut mati, memiliki loyalitas yang tinggi, tahan dalam berbagai medan perang, kondisi fisik yang kuat dan pekerja keras, sehingga Gurkha menjadi suku yang begitu disegani oleh kawan, tapi ditakuti oleh lawan.

Awalnya mereka direkrut untuk menjadi tentara bayaran (mercenaries), sebelum akhirnya masuk dalam jajaran British Army yang digaji layaknya tentara Inggris sendiri atau legiun asing pada umumnya. Mereka mempunyai unit sendiri dengan nama Brigade of Gurkha sebagai salah satu bagian dari jajaran top angkatan bersenjata Inggris.

Brigade of Gurkha ini dibentuk pada tahun 1815, dimana pasukan Gurkha terlibat dalam berbagai medan pertempuran bersama Inggris. Ketika Perang Dunia I sedang membara, sebanyak 100.000 prajurit Gurkha masuk dalam Brigade of Gurkha.

Tidak hanya sekedar terlibat dalam Perang Dunia I, pasukan ini juga ikut bertempur di medan perang Perancis, Mesopotamia, Persia, Mesir, Gallipoli, Palestina dan Salonika. Atas kerja keras dan prestasi mereka dalam peperangan tersebut, Gurkha berhasil mendapatkan 2 penghargaan bergengsi Victoria Crosses.

Pada Perang Dunia II, sebanyak 112.000 tentara Gurkha bersama Pasukan aliansi Commonwealth saling bahu membahu dalam perang di Suriah, Afrika Utara, Italia, Yunani bahkan sampai Malaysia dan Singapura. Untuk hal tersebut, mereka mendapat 10 penghargaan Victoria Crosses.

Dengan adanya pengalaman bertempur yang cukup baik, Gurkha berhasil menjelma menjadi kekuatan yang mengerikan, bahkan melebihi pasukan elit sekalipun.

Pada masa perang Malvinas, dalam suatu front pertempuran, Inggris mempropagandakan kepada pihak militer Argentina akan menyertakan 1 batalyon pasukan Gurkha-nya. Mendengar hal itu tentara Argentina langsung lari terbirit-birit meninggalkan pos-pos mereka. Baru mendengar namanya saja, pasukan lawan sudah ketakutan. Bayangin saja seberapa besar pengaruh pasukan ini dalam peperangan.

Ketika Perang Dunia II sedang berlangsung di front pertempuran Tunisia (Afrika Utara), pasukan Gurkha mengalami kehabisan amunisi, sehingga harus mereka membuang senapan-senapan mereka, kemudian berlarian dan menaiki tank-tank Jerman di tengah-tengah hujan peluru dan menggorok tentara Jerman dengan senjata tradisional mereka, yang bernama khukri. Tindakan mereka tanpa memikirkan resiko keselamatan inilah yang membuat Gurkha menjadi sangat ditakuti oleh lawan.

Yang unik dari cara berperang yang dilakukan oleh suku Gurkha ini terletak pada jenis senjata yang mereka gunakan. Jika pada umumnya senjata peperangan didominasi oleh senjata-senjata api, suku ini malah lebih memilih untuk menggunakan Khukri.

Khukri adalah sejenis pisau yang berbentuk unik karena membentuk lengkungan yang mengarah ke depan. Senjata ini memang sengaja didesain khusus dan sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan untuk menebas leher lawan hanya dengan sekali babatan bersih.

Meskipun begitu, ada sedikit hal mistis berkenaan dengan senjata khukri yang digunakan oleh suku Gurkha ini. Konon katanya, ketika akan menggunakan pisau ini, pasukan atau suku Gurkha harus mengiris jari mereka terlebih dahulu untuk menghasilkan darah. Wah, pantas saja ya mereka bisa dengan mudah membunuh lawannya hanya dengan sebuah pisau sederhana . Ternyata ada sesuatu dibalik itu semua.

Hingga saat ini, bukan hanya Inggris saja yang merekrut Gurkha untuk bergabung dalam jajaran pasukannya. Singapura, India, Malaysia, Brunei, Hongkong (sebelum penyerahan ke RRC) tercatat memakai Gurkha dalam kesatuan angkatan bersenjata mereka. Bahkan di Brunei, Gurkha dipakai sebagai Special Force Penjaga Sultan Brunei.

Melihat betapa tangguhnya suku Gurkha ini, hampir tak ada kemungkinan untuk membuat mereka kalah dalam peperangan. Benar nggak? Namun ternyata, manusia tetaplah manusia. Tidak ada yang sempurna. Meskipun suku ini telah banyak memenangkan peperangan, tapi Gurkha juga pernah mengalami yang namanya gagal atau kalah.

Dan yang membuat kekalahan tersebut menjadi lebih dramatis adalah karena kekalahan tersebut ternyata disebabkan oleh Indonesia. Pasukan bayaran yang melegenda ini ternyata pernah berhadapan dengan TNI di tahun 60an.

Bung Karno yang tersinggung dengan sikap Malaysia akhirnya menjawab ocehan negeri Jiran dengan menurunkan pasukan di perbatasan Kalimantan. Awalnya ini hanyalah pertempuran Indonesia - Malaysia, namun Inggris yang saat itu masih jadi tuan Malaysia akhirnya turun meladeni Indonesia.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved