Kisah Kutukan Abadi Han Wee Sing Masih Bergaung di Lasem, jadi Magnet Wisatawan
Kutukan abadi Han Wee Sing untuk keturunannya yang berani tinggal di Lasem akan mengalami kesialan. Bagi laki-laki akan ...
TRIBUNJAMBI.COM - Tempat ini menjadi daya tarik wisatawan di Lasem, Jawa Tengah. Makam Han Wee Sing atau Han Du Chun atau Han Siong Kong terletak di Desa Babagan, Lasem, Jawa Tengah.
Legenda ini sampai sekarang masih terus berdengung dan menjadi semacam urban legend di Lasem. Kisah legenda kutukan yang berasal dari makam Han Wee Sing menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Sebuah makam yang terletak di Desa Babagan Lasem, dengan batu nisan (bong) yang dicat warna putih dengan penegas aksara Tiongkok berwarna hitam menjadi penanda berkembangnya kisah mistis yang dituturkan sejak berabad silam.
Kutukan abadi Han Wee Sing untuk keturunannya yang berani tinggal di Lasem akan mengalami kesialan.
Bagi laki-laki akan bangkrut bila berbisnis, yang perempuan tak akan punya keturunan.
Baca: Cara Kerja Agen Rahasia Israel, Manusia Tak Sadar Telah Direkrut seperti Terjadi pada Halim
Baca: 4.276 Pelamar Lulus Seleksi Administrasi CPNS 2018 di Pemprov Jambi, Link PDF Download Disini
Baca: 10 Artis yang Cerai, Jadi Janda Muda Cantik masih Berpenampilan Segar
Begitu masifnya kisah kutukan ini sampai-sampai tersebar kisah keturunan Han jika bepergian tidak akan melintasi Lasem, baik jalur darat maupun jalur udara!
Kisah legenda Han Wee Sing di Lasem merupakan salah satu daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Lasem.
Dikisahkan, Han Wee Sing merupakan saudagar kaya yang memiliki dua anak laki-laki.
Ia dikenal sebagai pekerja keras, suka membantu orang di sekitarnya, dan tak suka menghamburkan kekayaannya di meja judi atau untuk jual beli candu.
Karakternya yang berintegritas ini rupanya tak diikuti oleh kedua anak lelakinya Han Te Su dan Han Te Ngo yang suka berjudi.
Anak-anak Han Wee Sing yang gemar beradu dadu rupanya mengakibatkan keluarga Han jatuh miskin. Sang ayah wafat dengan membawa derita dan nelangsa.
Bangkrutnya Han Wee Sing menyebabkan pemakamannya tak kunjung terlaksana.
Uang sumbangan para pelayat pun masih saja digunakan anak-anaknya untuk bertaruh nasib di meja judi.
Suatu hari, anak-anaknya membungkus jenasah Han Wee Sing dan bermaksud menguburkannya dengan cara seperti itu.
Dalam perjalanan menuju tanah makam, rombongan yang membawa jenasah dirundung mendung.