Saat Soeharto Blusukan Secara Rahasia Buat dan Geger Para Pejabat Daerah

Tiap presiden punya cara blusukannya sendiri-sendiri, begitu pula dengan Presiden Ke-2 Soeharto.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Mantan Presiden Soeharto. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kisah dari perjalanan sejarah di Indonesia sangat unik dan menarik untuk diikuti. Seperti halnya perjalanan satu diantara Presiden RI di masa lampau.

Ya, dia adalah Soeharto, Presiden RI kedua itu memiliki kisah unik sebagai presiden.

Tiap presiden punya cara blusukannya sendiri-sendiri, begitu pula dengan Presiden Ke-2 Soeharto.

Hanya saja, beberapa blusukan yang dilakukan sosok yang kerap disapa Pak Harto itu kerap sangat rahasia.

Saking rahasianya, bahkan Panglima ABRI pun tidak tahu.

Baca: Hidup Nomaden Gisel Paparkan Wanita yang Tak Sadar Tidur Seranjang dengan Gading Marten

Baca: Kasus Dugaan Perambahan TNKS, PN Jambi Tunggu Tanggapan Terbanding

Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno punya cerita sendiri soal blusukan Pak Harto itu.

Waktu itu tahun 1974 ketika Try Sutrisno masih menjadi ajudan Pak Harto.

Suatu ketika, Pak Harto tiba-tiba memerintahkan Try untuk segera menyiapkan mobil dan pengamanan seperlunya.

"Siapkan kendaraan, sangat terbatas. Alat radio dan pengamanan seperlunya saja dan tidak perlu memberitahu siapa pun," perintah Soeharto seperti yang dikenang Try Sutrisno dalam buku Soeharto: The Untold Story.

Perjalanan rahasia itu berlangsung selama dua pekan.

Hanya Try, Dan Paspampres Kolonel Munawar, Komandan Pengawal, satu ajudan, Dokter Mardjono, dan mekanik Pak Biyanto yang mengurus kendaraan yang turut serta dalam perjalanan itu.

Di luar rombongan ini, hanya Ketua G-I/S Intel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani yang mengetahuinya.

Panglima ABRI ketika itu bahkan tidak tahu bahwa presiden sedang berkeliling dengan pengamanan seadanya ke Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Baca: Masuki Musim Hujan. Ini Titik Rawan Longsor di Sarolangun

Baca: Dibenci Karena Sering di Luar Komando Namun Soeharto Jadi Jenderal yang Dipercaya Soekarno

Pada saat itu, Indonesia memasuki tahap Pelita II.

Pak Harto merasa harus turun langsung memantau program-program pemerintah dilaksanakan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved