Jalan Alternatif Jembatan Perbatasan Dikeluhkan Warga, Truk bermuatan Tak Sanggup Naik
Pembangunan jembatan perbatasan antara Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur tepatnya di ruas jalan utama Kuala Tungkal
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribunjambi.com Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM, KUALA TUNGKAL - Pembangunan jembatan perbatasan antara Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur tepatnya di ruas jalan utama Kuala Tungkal Jambi dikeluhkan warga.
Terutama hari penghujan, badan jalan yang ditimbun tanah kuning mengakibatkan jalan berlumpur dan licin. Dan jika pada siang hari, terik dan kering akan berdebu.
Selain sering membuat pengguna jalan terjatuh, khususnya pengguna sepeda motor, mobil bermuatan berat juga sering terlihat kewalahan melewati jalan alternatif yang sedikit mendaki.
Iwin, salah satu supir truk yang biasa menyuplai bahan sembako dan manisan dari Jambi ke Tungkal mengeluhkan kondisi jalan alternatif. Apa lagi saat hujan melanda, kondisi badan jalan yang hanya ditimmbun tanah kuning membuat jalan licin dan berlumpur.
"Banyak mobil mundur lagi karna selip akibat jalan licin, bukan masalah muatan, karna ban mobil tak berfungsi dengan baik. Dan banyak juga terjadi antrean kalau sudah hari hujan. Wajar mobil takut karena akibatnya bisa merugikan berbagai pihak, terutama kami sebagai sopir, waktu, minyak dan waktu pengiriman juga terhambat," keluhnya, Minggu (14/9).
Ia juga mengaku, sejak dibangunnya jembatan perbatasan, ia dan rekan-rekanya selalu memilih hari untuk melakukan aktivitas pengantaran barang. Tak hanyal, para distributor dan konsumen di Kota kuala tungkal sering mengeluh akibat keterlambatan pengiriman barang.
"Mau tak mau, dari pada terjadi apa apa di jalan kita juga yang rugi," timpalnya.
Sementara itu, salah satu pengendara sepeda Motor, Rudi menceritakan, sepulangnya ia dari Jambi, dia dan tiga rekanya sempat tergelincir dan terjatuh saat melintasi jalan alternatif tersebut.
Ia juga mengaku kehilangan barang-barang pribadinya seperti Dompet dan identitas kependudukanya akibat terjatuh.
"Dompet saya tercecer, mungkin saat saya jatuh tergelincir, soalnya saat saya isi minyak di simpang kiri dompet masih ada," ujarnya.
Ia berharap baik pemerintah maupun pihak terkait untuk tidak menyepelekan kondisi ini. Soalnya, selain dapat menghambat aktivitas, kondisi ini juga dapat membahayakan jiwa pengendara atau pengguna jalan.
"Setidaknya timbunan tanah dicampur batu lah, biar tidak licin kayak ini. Kasian pengguna jalan lain, untuk hanya terjatuh, kalau sempat terbalik atau tergelincir ke rawa siapa juga yang rugi. Ini harus diperhatikan pemerintah," harapnya.
Sementara itu pengendara lainnya berharap agar pembangunan jembatan tersebut dapat dipercepat, jika memang bisa.
Pantauan tribunjambi.com ada pengendara sepeda motor yang menurunkan penumpang untuk menghindari agar tidak terjatuh. Penumpang tersebut pun berjalan kaki hingga ujung jalan.