Permintaan Pasar Dunia Pengaruhi Harga Sawit, Ini Perincian Harga TBS Minggu Ini
Perhitungan harga TBS Minggu ini, untuk umur tanam 3 tahun pada periode ini Rp1.161 dan umur tanam 4 tahun Rp1.239
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Nani Rachmaini
Laporan Wartawan Tribun Jambi Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Putri Rainun, Kabid Pengolahan Standarisasi dan Pemasaran Hasil Perkebunan Provinsi Jambi mengatakan, memang saat ini permintaan pasar dunia terhadap CPO turun yang mempengaruhi harga.
"Permintaan pasar menurun akan tetapi produksi pada petani masih stabil," pungkasnya.
Perhitungan harga TBS Minggu ini, untuk umur tanam 3 tahun pada periode ini Rp1.161 dan umur tanam 4 tahun Rp1.239. Sedangkan umur tanam 5 tahun Rp1.296
Umur tanaman sawit 6 tahun di tetapkan Rp1.350. Sedangkan umur tanam 7 tahun Rp1.385. Umur taman 8 tahun Rp1.414 dan umur tanam 9 tahun ditetapkan sebesar Rp.1.442
umur tanaman yang paling baik yaitu 10 sampai 20 tahun dihargai Rp1.487. Sedangkan umur tanam 21 sampai 24 tahun Rp1.442 dan umur tanam 25 tahun Rp1.376.
Indeks yang berlaku adalah indeks K yang ditetapkan pada tanggal 13 September 2018 sebesar 87,85 persen. Periode ini harga rata-rata CPO Rp6.510 dan harga rata-rata inti sawit ditetapkan Rp5.086.
Dikatakan Roy Asnawi, Ketua Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menurut pihak perusahaan, harga tandan buah segar (TBS) kelapa sawit turun karena daya beli di pasaran ekspor menurun.
Ia mengatakan, TBS kelapa sawit juga saat ini banyak penawaran untuk produksi dan penjualan di pasar lokal stabil, hanya dipasaran ekspor mengalami penurunan.
"Karena kita rapat bersama sama dengan pihak perusahaan, pemerintah dan petani, pihak perusahaan yang memberikan informasi tentang harga penjualan mereka di pasaran Ekspor, karena jika ekspor menurun maka otomatis disampaikan dalam rapat menurun juga dan berdampak pada harga TBS turun juga," ujarnya.
Ia mengatakan, kemungkinan penurunan ini tidak begitu signifikan karena turunnnya harga hanya sedikit.
Tapi ada indikasi untuk beberapa bulan ke depan harga cenderung menurun karena daya beli di pasaran Ekspor menurun.
"Apa lagi yang terasa dampaknya itu petani swadaya, kalo petani swadaya itu harga beli dibawah Rp1000 perkilogram, kalo petani plasma masih di kisaran Rp 1400, kalo memang kondisinya demikian, dari segi pendapatan pekebun swadaya menurun, karena harga yang dibawah Rp 1000," jelasnya.
Hal tersebut yang ia ingin perjuangkan, agar selisih harga tidak terlalu jauh.
Saat ini, kebanyakan petani sawit merupakan petani swadaya dan memperjuangkan agar selisih harga tidak terlalu jauh. Dikatakannya jika memang kualitas TBS belum sesuai maka disesuaikan saja harga dengan kualitas.