'Dukun-dukunan' Ombang-ambingkan Emosi Penonton, Kolaborasi Teater SMA Xaverius 2 Jambi

Komunitas Teater Xavda (KOTAX) berkolaborasi Xaverdance, menggelar pementasan di aula SMA Xaverius 2 Jambi.

Editor: Duanto AS
Tribun Jambi
Komunitas Teater Xavda (KOTAX) berkolaborasi Xaverdance, menggelar pementasan di aula SMA Xaverius 2 Jambi, Sabtu (10/9/2018) malam. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Komunitas Teater Xavda (KOTAX) berkolaborasi Xaverdance, menggelar pementasan di aula SMA Xaverius 2 Jambi, Sabtu (10/9/2018) malam.

Dalam kolaborasi yang ditonton ratusan orang itu, Xaverdance menampilkan teater bisu. Teater bisu ini mengisahkan seeorang yang sedang jatuh cinta, namun tidak menjadi dirinya sendiri.

Sementara itu, Komunitas Teater Xavda (KOTAX) menampilkan naskah adaptasi karya Moliere yang berjudul 'Le Medicine. Naskah gubahan yang ditampilkan berjudul "Dukun-dukunan" itu tentang kehidupan keluarga yang cukup unik.

"Naskah yang kami ambil dalam pementasan adalah naskah hasil adaptasi dari Moliere," ujar Sunny Tampubolon, sutradara KOTAX.

Komunitas Teater Xavda (KOTAX) berkolaborasi Xaverdance, menggelar pementasan di aula SMA Xaverius 2 Jambi, Sabtu (10/9/2018) malam.
Komunitas Teater Xavda (KOTAX) berkolaborasi Xaverdance, menggelar pementasan di aula SMA Xaverius 2 Jambi, Sabtu (10/9/2018) malam. (Tribun Jambi)

Kolaborasi itu murni garapan para siswa SMA Xaverius 2 Jambi. Selain Sunny, tampil sebagai sutradara tari Elisabeth Yunita Silalahi dan pimpinan produksi Steven Le.

Sunny menuturkan naskah "Dukun-dukunan" menceritakan seorang ibu mempunyai suami yang malas mencari kerja. Sementara, pembantunya mencari dukun untuk menyembuhkan anak majikannya.

Di tengah perjalanan cerita, ibu itu mempunyai otak licik untuk "mengerjai" suaminya.

Para penampil mampu memainkan emosi penonton yang dominal milenial.

Adegan-adegan yang ditampilkan itu menarik respons penonton yang sebagaian besar anak muda itu. Ada yang tertawa saat pemain menampilkan adegan lucu. .

Seperti saat adegan suami yang mengaku dukun itu menyuruh Pak Martabat mengambilkan air minum, membacakan jampi-jampi dan menyemburkan air itu ke anak itu.

Penonton juga memperhatikan dengan seksama, tatkala ada adegan-adegan serius yang memberikan pesan-pesan.

Adegan-demi adegan ditampilkan dengan apil dalam produksi yang melibatkan puluhan orang ini. Pementasan berlangsung sekira dua jam, dari pukul 19.00-21.00.

Baca: Duka dari Merangin, Tarmadi Anggota Dewan Merangin Tutup Usia

Baca: Begini Alasan Valentino Rossi Gagal Raih Podium di Rumah Sendiri

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved