Ternyata, Ini Awal Mula Ternak di Tebo Dilepasliarkan, Sudah Tradisi
Dia mengatakan memang peternak melepasliaran ternak merupakan solusi untuk mengurangi pemberian bahan pakan.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Duanto AS
Laporan Wartawan Tribun Jambi Heri Prihartono
TRIBUNJAMBI.COM, TRIBUN - Ternyata, memelihara ternak di masyarakat dengan cara dilepasliarkan sudah tradisi sejak lama dan berlanjut hingga saat ini. Hal itu sekarang memunculkan polemik di Kabupaten Tebo.
Pasalnya, kondisi wilayah yang sudah padat akan penduduk dan ruang terbuka terbatas, membuat keberadaan ternak di tempat umum menjadi persoalan.
"Sekarang, karena pertumbuhan penduduk sehingga keberadaan ternak berdampak," kata Casdari, Kepala Dinas Perkebunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Tebo, Selasa (21/8).
Dia mengatakan memang peternak melepasliaran ternak merupakan solusi untuk mengurangi pemberian bahan pakan.
Ternak dapat mencari makanan sendiri tanpa harus menunggu dari sang pemilik.
"Upaya kita hanya memberikan imbauan agar ternak dikandangkan dan digembalakan dulu wilayah kita luas dan budidaya tanaman tidak seperti sekarang dan kondisinya berbeda," kata Casdari.
Namun, yang jadi persoalan ternak di lingkungan terbuka dengan keterbatasan bahan makanan, terkadang memakan benda yang di luar konsumsinya seperti sampah plastik.
"Kan senang makan sampah. Misal bekas manisan tapi nanti ada dampaknya," kata Casdari.
Tak dipungkiri, banyak ternak yang akhirnya mati karena makan sembarang makanan saat dilepasliarkan.
Baca: Berani Mati, Pasukan Elite KOSTRAD Tontaipur Sanggup Menyelam dan Bernapas di Tanah Seharian
Baca: Hukum Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban Menurut Islam, Hari Raya Idul Adha