Hadapi Nilai tukar Rupiah yang Terus Melemah, Ini Strategi yang Dilakukan BUMN
Perusahaan milik negara yang operasionalnya menggunakan valuta asing siap menggunakan fasilitas
TRIBUNJAMBI.COM- Perusahaan milik negara yang operasionalnya menggunakan valuta asing siap menggunakan fasilitas lindung nilai ( hedging) dalam menghadapi kondisi nilai tukar rupiah yang kembali melemah terhadap dollar AS.
"Pada dasarnya kita ada instrumen hedging yang bisa digunakan antar- BUMN melalui fasilitas swap untuk membantu pengelolaan risiko keuangan," kata Menteri BUMN Rini Soemarno dilansir Antaranews.com, Minggu (1/7/2018).
Menurut Rini, dalam melakukan lindung nilai harus dilihat dari sisi BUMN yang melakukan ekspor maupun impor karena memang membutuhkan dan menerima devisa dalam bentuk valuta asing.
Adapun produk-produk transaksi lindung nilai meliputi forward, swap, option, cross currency swap, dan interest rate swap.
Baca: (VIDEO) Muda dan Cantik, Menteri Kenalkan Masinis MRT Perempuan Pertama
Baca: Gara-gara Merokok, Atlet Bulutangkis Ini Dicoret dari Skuad Asian Games
Ia menjelaskan, salah satu BUMN yang menggunakan valas dalam jumlah besar setiap hari yaitu PT Pertamina (Persero) yang mencapai sekitar 150 juta dollar AS atau setara dengan sekitar Rp 2,5 triliun.
Selanjutnya, BUMN yang menerima pendapatan dalam valuta asing, antara lain PT Aneka Tambang Tbk (Persero), PT Bukit Asam Tbk (Persero), PT Timah Tbk (Persero), PT PGN Tbk (Persero), PT Pupuk Indonesia Tbk (Persero), PT Pelindo II (Persero), dan Garuda Indonesia.
"Fasilitas hedging bagi BUMN yang membutuhkan valas untuk keperluan impor, tetapi di sisi lain juga banyak BUMN yang mendapatkan dolar dari hasil ekspor. Ini bisa dimanfaatkan untuk mengcover kebutuhan valas dalam negeri," ujarnya.
Meski begitu, Rini tidak menyebutkan berapa lama kemampuan pemerintah dalam menyediakan fasilitas hedging tersebut yang dimaksud.
Ia hanya menjelaskan bahwa skenario lindung nilai sudah pernah dilakukan BUMN pada 2016 ketika nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merosot tajam hingga ke level Rp 14.500.
"Ini kan kita lihat berapa lama penguatan dolar AS. Saat ini rupiah melemah, tapi satu saat juga pasti menguat," kata dia.
Menurut dia, saat ini kemampuan BUMN secara kelompok bisnis untuk saling mendukung mesti dijaga sehingga kinerja keuangan bisa tetap sehat.
Dalam beberapa bulan terakhir nilai tukar rupiah cenderung melemah, bahkan sempat menyentuh level terendah sejak pertengahan Desember 2015.
Nilai tukar rupiah pada perdangangan antar-bank di Jakarta, Jumat (29/6/2018) ditransaksikan pada level Rp 14.330 per dollar AS.
Meski begitu, Bank Indonesia memandang pelemahan nilai rupiah terutama setelah libur panjang Lebaran 2018 masih dapat dimaklumi karena kencangnya tekanan pasar keuangan menyusul ekspektasi empat kali kenaikan suku bunga The Federal Reserve.