Dibuat dari Kayu Mangga, Resonansi Ukulele Ini Mampu Memikat Fadly "Padi"
Kayu mangga tumbuh di halaman-halaman rumah. Orang mungkin lebih kenal buahnya dibanding fungsi pohonnya.
TRIBUNJAMBI.COM - Kayu mangga tumbuh di halaman-halaman rumah. Orang mungkin lebih kenal buahnya dibanding fungsi pohonnya.
Padahal, kayu pohon mangga—atau pelem dalam bahasa Jawa—bisa jadi bahan pembuatan furnitur. Bukan cuma itu, kayu ini juga bisa menjadi bahan baku untuk alat musik, seperti ukulele.
Resonansinya pun memikat musisi seperti Andi Fadly Arifuddin alias Fadly "Padi". "Kualitas suaranya sama seperti kualitas ukulele-ukulele terbaik yang dibuat sama perusahaan-perusahaan besar," ujar sang vokalis yang mulai memainkan alat tersebut beberapa tahun belakangan.
Yang dipegang oleh Fadly adalah ukulele "perlawanan" buatan Wafiq Giotama dan Fadil Firdaus asal Yogyakarta. Dari kayu berjenis Mangifera indica itu, Wafiq dan Fadil coba "melawan".
Sebab, keinginan menikmati ukulele berkualitas semasa SMA harus terbentur dengan kata "mahal".
"Mau beli, tapi (waktu itu tahun 2009) enggak bisa karena di sini enggak ada, dan mesti beli di luar, dan itu harganya mahal. Sekitar Rp 6 juta," kata Fadil, yang lalu melihat ke arah Wafiq.
"Kita bikin sendiri aja yuk," lanjutnya.

Tidak lama kemudian, terciptalah produk bernama Pelem Ukulele.
Petualangan mengembangkan produk itu pun dimulai tahun 2011. Pada 2014, setelah membuat ratusan ukulele, mereka akhirnya memiliki bengkel kerja berupa rumah limasan yang sudah dibangun sejak 1950-an.
Nuansa kreativitas terbangun di sana, dan tetap mengandalkan tangan langsung untuk membuat perangkat musik empat senar tersebut.
Kenapa kayu pohon mangga?
Meski tidak ada kaitannya antara mangga dan pinggir pantai, bahan kayunya menurut mereka bisa membangun apa yang disebut "tropical sound".
"Karena mangga itu menghasilkan suara yang Hawaii, tropical sound, cocok banget," kata Fadil.
Ukulele mereka memang spesial. Segala hal didiskusikan dulu dengan pembelinya sebelum pembuatan, termasuk kini mencoba jenis kayu lain sesuai keinginan pembeli, membahas ukuran panjang lehernya, sampai soal pemasangan aksesori dan penyematan nama di bodi.

Para pembelinya sendiri sudah berdatangan bukan hanya dari dalam negeri. Produk mereka juga diekspor ke Amerika, Eropa, sampai Skandinavia.