2 Nama Jenderal Polri Yang Dimunculkan Jadi Cawapres Jokowi, Ada Mantan Kapolda Jambi

Surya mengungkapkan sejumlah alasan mengapa dua petinggi itu berpeluang menjadi pendamping Jokowi

Editor: Duanto AS
Humas Polri
Jenderal Tito Karnavian (kiri) dan Jenderal Budi Gunawan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Dua perwira tinggi (pati) Polri, Jenderal (Purn) Budi Gunawan dan Komisaris Jenderal Syafruddin, berpeluang menjadi calon wakil presiden Joko Widodo di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Sedangkan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, disebut tak masuk bursa calon wakil presiden. Sebab, mantan Kapolda Metro Jaya itu lebih terfokus terhadap kerjanya di instansi penegak hukum tersebut.

"Kapolri itu tidak kepingin menjadi cawapres. Jadi yang paling mungkin itu persaingan Budi Gunawan dan Syafruddin. Itu sudah ada pernyataan dari humas. Dia memang tidak mau," ujar Peneliti Strategis dan Intelijen, Surya Fermana, dalam sesi diskusi Maraknya Cawapres dari Polri di Jakarta Pusat, Senin (7/5/2018) malam.

Surya mengungkapkan sejumlah alasan mengapa Budi Gunawan dan Syafruddin berpeluang menjadi pendamping Jokowi. Menurut dia, alasan pertama karena kedekatan dengan tokoh politik nasional.

"Yang mempunyai gejala maju dua orang itu. Wakapolri dan Kepala BIN. Dua-duanya kuat. Budi Gunawan dekat dengan PDI P. Syafruddin dekat dengan Jusuf Kalla. Dua-duanya dekat dengan tokoh politik," kata dia.

Baca: Kondisi Rumah Mewah Dodi Triono Usai Setahun Pembunuhan, Mengapa Belum Laku Dijual?

Baca: Ini Soal SBMPTN Yang Sulit di TKD Sains dan Teknologi Menurut Abdul

Baca: 11 Sayuran Penghajar Kolesterol Jahat, Selamat Mencoba Mengonsumsi!

Sementara itu, alasan kedua karena keterlibatan Budi Gunawan dan Syafruddin di dalam kegiatan pemerintah. Seperti diketahui, mereka sama-sama terlibat di dalam Dewan Masjid.

Pada bulan Januari 2018, Budi Gunawan dikukuhkan sebagai Wakil Ketua Majelis Pakar Dewan Masjid Indonesia pada masa bakti 2017-2022. Sedangkan, Syafruddin menempati posisi sebagai Wakil Ketua Umum.

Tak hanya itu, Syafruddin bahkan juga ditunjuk sebagai Chief de Mission (cdM) atau Ketua Kontingen Indonesia pada Asian Games 2018. Asian Games merupakan multievent cabang olahraga antara negara di benua Asia.

"Kapolri tidak masuk karena tidak ikut di Dewan Masjid. Tidak ikut Chief de Mission Asian Games. Kapolri hanya mengurus urusan kepolisian. Kalau yang Budi Gunawan, Syafruddin ini masuk dalam urusan-urusan masjid, olahraga," ujarnya.

Dia melihat keterlibatan Polri di dalam kegiatan pemerintah sama seperti fungsi tentara di zaman pemerintahan Orde Baru. Dia menjelaskan, polisi mempunyai jaringan kuat, sosialitas ekonomi, politik dan grassroot teritorial.

Saat ini, kata dia, tinggal Jokowi mempertimbangkan kedua orang tersebut. Meskipun tidak berlatar belakang politik, namun sepak terjang mereka dinilai dapat menjadi nilai lebih.

Untuk jabatan sebagai wakil presiden, dia melihat, tingkat elektabilitas seseorang tidak akan mempengaruhi. Apalagi, nantinya calon presiden yang akan menunjuk siapa pendampingnya selama lima tahun ke depan.

"Politik murni dan tidak murni soal lain. Yang penting siapa yang mempunyai kekuatan. Politik itu siapa yang mempunyai kekuatan. Tidak penting (elektabilitas,-red), dia kan hanya cawapres," tambahnya.(*)

Baca: Bikin Gagal Fokus, Cinta Laura Pamer Perut Tapi Penampilan Malah Jadi Kayak Gini

Baca: Ini Wajah-wajah Guru Berprestasi di Jambi Yang Dapat Penghargaan, Selamat Ya!

Baca: HTI Tak Ada Tempat di Indonesia Rasyid Teteskan Air Mata

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved