Festival Seni Budaya Islam
Suasana Jadi Riuh saat Ustaz Muda yang Sering Nongol di TV Ini Datang ke Asrama Haji Jambi
Ustaz yang sering nongol di televisi ini tiba-tiba bikin riuh. Orang-orang berteriak ketika melihat dia datang di Asrama Haji Kota Jambi semalam,
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Mareza Sutan A J
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Ustaz yang sering nongol di televisi ini tiba-tiba bikin riuh. Orang-orang berteriak ketika melihat dia datang di Asrama Haji Kota Jambi semalam, Kamis (26/4/18).
Syamsudin Nur sudah dikenal masyarakat luas dari sebuah acara di sebuah stasiun televisi swasta yang diisinya. Dia selalu membawakam tausiyah dengan gaya anak mudanya.
Siapa sangka, ustaz 25 tahun ini ternyata punya banyak fans juga di Jambi.

Baca: Rapat Paripurna Kata Akhir Pandangan Fraksi DPRD Tanjabtim Terhadap LKPJ APBD 2017
Oh, rupanya dia turut menghadiri Festival Seni Budaya Islam. Tahun ini, acara itu dilangsungkan di Kota Jambi. Ini kali kedua acara itu dilaksanakan, setelah dilaksanakan tahun lalu di Banjarmasin. Festival kali ini mengangkat tema 'Jambi Menabuh 2018'.
Kegiatan ini dibuka oleh Direktur Penerangan Agama Islam, Kementrian Agama Republik Indonesia, Khoiruddin. Turut hadir pula Kepala Kakanwil Kemenag Provinsi Jambi, Muhammad.
Tidak hanya itu, turut hadir pula Ketua DPP LASKI, Tarmizi Tohor. Selain itu, turut hadir pula beberapa perwakilan dari OPD dan instansi di Provinsi Jambi.
Acara ini diikuti 11 kabupaten dan kota di Provinsi Jambi.
Dari beberapa sumber, ustaz Syam (panggilan akrabnya) dilahirkan pada 15 September 1992. Dia pun sering mengisi ceramah-ceramah agama di berbagai tempat dan satu di antara televisi swasta.
Baca: Dua Tahun Cerai, Pria di Bungo Ini Cekik Mantan Istrinya. Astaga! Dibantu Anaknya
Baca: Ketangguhan Honda CBR250RR Akan Dipamerkan Sabtu Ini
Dalam Festival Seni Budaya Islam tersebut, dia sangat mengapresiasi kegiatan itu.
"Ini mestinya dilestarikan, karena sudah cukup jarang ya, lihat yang begini. Apalagi di Ibukota," tuturnya.
Selain itu, dia juga salut kepada anak-anak muda yang turut serta dalam festival tersebut. Sebab, katanya, seni budaya seperti hadrah, kompangan, atau rebana ini sudah jarang. Selain itu, biasanya hanya diisi oleh orang-orang yang sudah cukup tua.