Kebijakan Saddam Hussein yang Pernah Kontroversi dengan Melarang Film Pokemon Tayang di Irak

Pernah nonton film kartun Pokemon? Film buatan Jepang yang begitu terkenal ini juga pernah disiarkan di Indonesia lewat stasiun televisi MNC TV.

Editor: Andreas Eko Prasetyo

TRIBUNJAMBI.COM -- Bila saat ini kabar akan jasad Mantan Presiden Irak, Saddam Hussein menjadi heboh diperbincangkan.

Ternyata sebelum dirinya meninggal dan aktif menjadi presiden Irak, kontroversi akan dirinya sering terjadi.

Dan yang paling unik adalah pelarangan tayangnya satu film animasi di Irak.

Pernah nonton film kartun Pokemon? Film buatan Jepang yang begitu terkenal ini juga pernah disiarkan di Indonesia lewat stasiun televisi MNC TV.

Tapi, tahukah anda, di Irak, film ini pernah dicekal oleh penguasa terbesar Irak ketika itu, Saddam Husein. Fakta ini diungkap lewat sebuah dokumen negara Irak yang disita oleh pasukan Amerika Serikat pada 2004.

Dalam dokumen tersebut, Saddam melarang keras peredaran film kartun ini di Irak.

Apa penyebabnya?

Belakangan terungkap, dokumen itu menyebutkan, Saddam mendapat saran dari lembaga intelijen negara, bahwa nama-nama yang digunakan dalam film Pokemon, tidak bisa ditoleransi dalam negara Irak.

Dalam bahasa Syriac, atau yang di Indonesia lebih dikenal dengan bahasa Suryani, kata 'Pokemon' sangat mirip dengan istilah bahasa Suryani yang berarti : 'Aku Yahudi'.

Baca: Persiapan Ramadhan di Hypermart, Ini Daftar Produk Dengan Harga Spesial

Baca: VIDEO: Kegiatan Para Dubes Eropa Sewaktu di Hutan Harapan Jambi

Beberapa karakter di film Pokemon, bila diartikan di bahasa Suryani, juga memiliki arti yang tak dapat diterima Saddam.

Tokoh utama film Pokemon, yakni Pikachu, punya arti : 'Jadilah Yahudi'.

Lalu, tokoh Charmander, punya arti : 'Tuhan Itu Lemah', berkebalikan dengan kata suci Allahu Akbar dalam Islam, sehingga film Pokemon dianggap disusupi pesan untuk melawan ajaran agama.

Dalam dokumen itu juga menyebut, pencekalan Pokemon di Irak dilakukan sebagai tindak pencegahan masuknya pengaruh-pengaruh Yahudi ke anak-anak dan budaya bangsa.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved