Penggunaan BBM Mulai Bergeser dari RON 88 ke EURO 4
Saat ini sudah banyak negara yang tidak lagi menggunakan BBM dengan RON 88 atau premium, karena BBM jenis ini dapat merusak
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM - Saat ini sudah banyak negara yang tidak lagi menggunakan BBM dengan RON 88 atau premium, karena BBM jenis ini dapat merusak mesin kendaraan. Selain itu RON 88 mengandung emisi yang cukup tinggi sehingga dapat merusak kualitas udara dan kesehatan kita. Ini disampaikan Arya Dwi Paramita, External Communication Manager PT Pertamina Pusat.
Salah satu sumber pencemaran udara perkotaan adalah transportasi khususnya kendaraan bermotor berbahan bakar fosil seperti bensin dan solar. Sejalan dengan itu, telah ditetapkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan P 0.20/MenLHK/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O (Euro 4), yang berlaku sejak tanggal 10 Maret 2017 untuk kendaraan tipe baru, dan tanggal 10 Juli 2018 untuk kendaraan yang sedang diproduksi berbahan bakar bensin.
Baca: Soal Tagar #2019GantiPresiden, Fadli Zon: Saya Setuju 100 Persen, Kalau Tidak Ini Akibatnya
"Saat ini pun rekomendasi pabrikan kendaraan terbaru harus menggunakan BBM diatas RON 91 sesuai spesifikasi sulfur BBM content setara EURO4 , bahkan akan memproduksi kendaraan yang hanya memakai RON 92. Sementara itu, jenis BBM yang sesuai dengan EURO4 saat ini Pertamax Turbo," jelasnya saat Media Values Day Pertamina di Yogyakarta 6 April 2018.
Hal ini sesuai rekomendasi tim reformasi tata kelola migas tahun 2014, untuk menghapus RON 88, dan BBM di dunia yang beredar RON 92. Penggunaan RON 88 berbahaya bagi kesehatan. Berdasarkan uji produk oleh otomotifnet dan Tribunnews.com, jarak tempuh RON 88 11 km/liter, lebih rendah dibanding dengan RON 90 13 km/ liter dan RON 92 14 km/liter.
Saat ini Kementrian Lingkungan Hidup meminta Pertamina memasok BBM setara EURO4 selambatnya Mei 2018 di wilayah Palembang, Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bali, Banyuwangi dan Labuan Bajo. Dibutuhkan perubahan pola konsumsi masyarakat dari Premium ke BBM yang berkualitas, efisien dan ramah lingkungan.
"Pertamina menargetkan peningkatan ketersediaan Pertamax Turbo di Provinsi Jambi, ini yang akan kita tingkatkan dan dipastikan ketersediaannya," kata Hermansyah Y Nasroen, Region Manager Communication and CSR Pertamina Sumbagsel.
Baca: Fadli Zon Tegaskan Prabowo Maju jadi Capres, Internal Gerindra Terbelah?
Baca: Kurs Rupiah Berpeluang Menguat Pasca-data Ekonomi AS Memburuk
Ia mengatakan, untuk saat ini Jambi mendapatkan kuota sebesar 30 persen dari total kuota pertamax turbo sebesar 1.280 KL. Sementara ini, Pertamax Turbo baru tersedia di Sumsel dan Jambi.