Ketua PSI Dinilai 'Ember' Umbar Pertemuan dengan Jokowi, Ini Konsewensinya Menurut Pengamat

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai tidak tepat langkah pengurus Partai Solidaritas

Editor: Fifi Suryani
(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (17/2/2018). 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menilai tidak tepat langkah pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang mengumbar pertemuan dengan Presiden Joko Widodo kepada publik. Apalagi, PSI menyatakan pertemuan yang berlangsung di Istana saat jam kerja itu dan membahas antara lain mengenai strategi pemenangan Jokowi pada Pilpres 2019.

Baca: Setengah Jalan Pasar Bawah Bungo Ditutup, Ternyata Ada Pertunjukan Kesenian

"Ini ketua PSI ember sehingga se-Indonesia jadi tahu Jokowi blunder," kata Hendri dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (3/3/2018). Hendri menilai, para pengurus PSI mestinya tak mengumbar pertemuan itu ke publik karena memang bersifat internal.

Hendri meyakini, selama ini, Jokowi juga kerap bertemu dengan elite partai politik pendukung lainnya dan membicarakan pilpres. Namun, pertemuan tersebut tidak diketahui publik karena memang tak ada yang mengumbarnya ke media.

"Sebenarnya kan ini ketua PSI-nya yang terlalu senang dan bangga diterima di Istana. Pada saat diundang Presiden dia merasa wah ini harus diumumkan," kata Hendri. Akibat sikap para pengurus PSI itu, Hendri menilai Jokowi dirugikan. Jokowi dituding telah menggunakan fasilitas negara untuk membicarakan mengenai strategi pemenangan pilpres yang merupakan kepentingan pribadinya.

Baca: Dampak Keseringan Berhubungan Intim, Ini Frekuensi yang Disarankan Dokter

Baca: GALERI FOTO: Usai Lambaikan Tangan, Tulus Dipeluk Penonton Tiga Kali

"Ini kan artinya publik melihatnya ini sebuah blunder," kata pendiri lembaga survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) itu.

Di sela-sela agenda kerjanya pada Kamis sore lalu, Jokowi menerima pengurus PSI di Istana. Para pengurus PSI, yakni Ketua Umum Grace Natalie, Sekjen Raja Juli Antoni, dan Ketua DPP Tsamara Amani tiba di Istana pukul 15.00 WIB.

Pertemuan berlangsung tertutup selama sekitar 90 menit. PSI mengakui, pertemuan tersebut membicarakan pemilihan legislatif hingga pemilihan presiden 2019. Salah satu strategi pemenangan yang dibahas adalah kampanye lewat media sosial.

"Kami tadi juga presentasi keberhasilan kami di medsos dan Pak Jokowi senang dengan hal itu. Karena Pak Jokowi sadar milenial presentasinya pada 2019 sangat besar," kata Tsamara. Tsamara mengatakan, kinerja Jokowi selama memimpin Indonesia bisa dikampanyekan di media sosial. Selain tak memakan banyak biaya, pesan yang hendak disampaikan juga bisa langsung sampai ke generasi milenial.

Baca: FOTO: Tulus Berencana Kunjungi Gentala Arasy, Ajak 2 Penonton Nyanyi Bersama

Baca: WOW! Miss Grand Internasional Hadir di Malam Final Duta Seni Budaya Jambi. Lihat Fotonya

Baca: GALERI FOTO: Malam Final Duta Seni Budaya dan Pariwisata, 5 Finalis Melaju Ke Tahap Selanjutnya

"Apalagi Pak Jokowi punya kinerja yang sangat baik, punya prestasi. Tinggal bagaimana kami mengemas konten tersebut di media sosial agar lebih banyak anak muda yang sadar, ini loh Presiden kalian betul-betul berprestasi dan layak dipilih kembali," kata Tsamara.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengamat: Ketua PSI "Ember", se-Indonesia Jadi Tahu Jokowi Blunder",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved