Melepaskan Burung Pipit ke Alam Bebas adalah Simbol Kebebasan ala Kelenteng Shiu San Theng Jambi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Selain rangkaian ritual-ritual Imlek, di Kelenteng Shiu San Theng ada kegiatan unik dan
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI- Selain rangkaian ritual-ritual Imlek, di Kelenteng Shiu San Theng ada kegiatan unik dan menarik yakni pelepasan burung-burung pipit dari sangkar..
Pengurus Kelenteng Shiu San Theng, Asiong menyampaikan maknanya, melepaskan burung-burung pada hari Imlek merupakan bentuk pembebasan. Burung pipit merupakan lambang kasih.
"Selama setahun ini, Tuhan sudah kasih banyak rezeki. Kita lepas dari masalah-masalah. Jadi, sebagai bentuk syukur, kita lepaskan juga burung-burung itu ke alam bebas," jelasnya.
Dia mengatakan, pelepasan itu juga sebagai simbol melepaskan diri dari kurungan-kurungan masalah hidup untuk ke depannya. Selain itu, menurutnya, tradisi melepaskan burung-burung itu memang tidak diwajibkan, tapi tradisi itu terus berlanjut.
"Tiap tahun itu pasti ada. Mulai dari anak-anak sampai yang tua, pasti ada itu," katanya.
Een, penjual burung pipit mengungkapkan, hari itu dia membawa lebih dari 500 ekor burung pipit. Dia memperolehnya dengan cara membeli. Burung-burung itu dijual dengan harga Rp 5 ribu.
"Kalau harga biasa Rp 5 ribu, tapi kalau mereka menawar bolehlah turun jadi Rp 4 ribu," katanya.
Dia mengatakan, pembeli burung-burung pipit tersebut berasal dari berbagai kalangan. Mulai dari anak-anak sampai orang tua.
Begitulah ritual, ibadah, dan tradisi itu terus berlanjut. Setiap penganut Konghucu merayakan Imlek dengan ritual, ibadah, dan tradisinya, memberi makna dalam menyambut tahun Anjing ini. Selalu ada harapan untuk masa depan, agar menjadi lebih baik.
(cre)