Misteri Malam Bulan Purnama Tak Terpecahkan, Gajah-gajah Ziarah ke Candi di Pedalaman Sumatera
Dua ekor gajah raksasa menyerbu ke lapangan kuil, berkelahi sambil menjerit-jerit, saling menghantam
Malam bulan purnama itu sungguh mengerikan. Di antara keremangan cahaya dan hutan rimbun, kawanan gajah bagai kemasukan setan. Mereka membuat keributan teramat dahsyat di tengah belantara itu.
Setiap candi mereka kelilingi beramai-ramai. Kadang-kadang berjalan, kemudian berlari-lari.
Sekitar pelataran kuil sebentar-sebentar mereka berjongkok kemudian menyembah, diikuti semua gajah-gajah lain. Lalu kemudian mengundurkan diri ke dalam hutan.
Tetapi tatkala Schnitger akan memulai suaranya, suara gemuruh kembali terdengar. Tanpa disadarinya, semua yang ada ditangannya dilemparkannya ke tanah dan dia mengambil langkah seribu menuju ke puncak Candi Tua.
"Beberapa saat tak terjadi sesuatu apapun. Kesunyian terasa mencekam. Tiba-tiba terdengar suatu bunyi membahana yang gegap gempita. Sebatang pohon besar tumbahg tepat di bekas saya berdiri tadi.
Seluruh gerbang tertutup oleh dahan dan rantingnya. Pada waktu yang bersamaan terdengar pula suara gemeretak bunyi dahan-dahan kayu diremukkan. Semak belukar terkuak.
Dua ekor gajah raksasa menyerbu ke lapangan kuil, berkelahi sambil menjerit-jerit, saling menghantam dengan gadingnya yang kukuh. Dan kemudian secepat kilat, seperti tatkala mereka muncul, gajah-gajah itupun lenyap pula kembali ke hutan jurusan lain." Tulis Schnitger.
Belum terpecahkan
Cerita mengenai gajah ini tidak hanya terjadi pada saat Yzerman atau Schnitger puluhan tahun yang lalu, tapi masih berlangsung sampai sekarang.
Bila pumama tiba, dari gunung berkabut, kemudian menyeberangi sungai gajah itu datang berduyun-duyun dalam jumlah sampai dua puluh ekor.
Mereka datang berziarah ke Candi Muara Takus seperti ada sesuatu yang mereka cari. Baru kemudian kawanan gajah itu menghilang ke rimba manakala purnama redup menjelang fajar.
Sampai sekarang pun misteri ini belum terpecahkan.
Tahun 1973 Dr. Froelich Rainey, Direktur Museum Universitas Pennsylvania yang berkunjung ke Riau menyelidiki Candi itu. Tapi iapun tidak banyak mengungkapkan misteri Candi Muara Takus.
Apa yang ada sekarang di Candi Muara Takus? Bangunan kompleks candi yang digambarkan di atas hanya tinggal puing-puing dan gundukan tanah. Di sana-sini diselimuti rumput dan pepohonan. Lebih tepat disebut kuburan raksasa karena besarnya dan lupa diurus.
Candi Muara Takus menjadi tidak begitu terpencil lagi. Kalau dulu Schnitger harus naik sampai atau berjalan kaki berhari-hari lamanya bersama pembantu-pembantunya, menuju Muara Takus, sekarang dengan mudah dapat dicapai dalam waktu hanya 3 jam dengan mobil dari Pekanbaru.