10 Fakta Pembunuhan Sadis dan Kanibal di Jambi, Ngeri Makan Kelamin Korban Agar Tak Dihantui
Sadisnya korban dieksekusi saat sedang tertidur. Tak sampai di situ pelaku juga memotong bagian vital korban dan merebus lalu memakannya.
Penulis: Abdullah Usman | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI.COM - Sadis dan tak berprikemanusiaan. Mungkin itulah kata yang pas untuk menggambarkan pembunuhan M Dasurullah yang terjadi pada tanggal 7 desember lalu di Kabupaten Batanghari.
Adalah Terusman alias Mansyur bin Jaman (54) dan anaknya berinisial RD (16) warga Solok Selatan Sumatera Barat yang menjadi tersangka sekaligus otak pembunuhan.
Kepada awak media tersangka Mansyur, mengaku tega menghabisi nyawa korban karena dendam.
Diungkapkannya, korban tidak pernah mengeluarkan gaji mereka selama tiga tahun bekerja sebagai penjaga sekaligus pemanen kebun sawit milik korban.
Setelah beberapa waktu berlalu, pembunuhan terhadap Dasrullah, pengusaha kelapa sawit di Kecamatan Maro Sebo Ilir, Kabupaten Batanghari, akhirnya terungkap.
Dua orang tersangka yang juga ayah dan anak, yakni Terusman alias Kete alias Mansur (54) dan anaknya berinisial RF yang masih 16 tahun ditangkap polisi.
Sadisnya korban dieksekusi saat sedang tertidur.
Tak sampai di situ pelaku juga memotong bagian vital korban dan merebus lalu memakannya.
Aksi kanibalisme ini membuat geger warga. Menurut pengakuan tersangka ini dilakukannya agar tidak dihantui korban.
Kepada wartawan saat ekspos tersebut, tersangka utama pembunuhan, Mansyur, mengakui telah mengeksekusi Dasrullah.
Kapolres Batanghari, AKBP Ade Rahmad Idnal, saat ekspos di Mapolres Batanghari mengatakan, Mansur ditangkap di Kabupaten Solok, Sumatera Barat.
Adapun RF ditangkap di Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan.
"Mereka berpencar setelah melakukan pembunuhan," ungkap Kapolres, Kamis (14/12).
Berikut fakta pembunuhan sadis terhadap Dasurullah
1. Mansur mengatakan antara dirinya dengan korban memiliki hubungan kerja, yakni sebagai karyawan dan majikan.
Mansur selama ini bekerja pada korban, sebagai penjaga kebun dan juga tukang panen.
Dia menyebut sudah tiga tahun bekerja di kebun tersebut. Pekerjaan itu juga yang membuatnya menghabisi nyawa bosnya, karena sakit hati dan dendam.
2. Tersangka menyebut Dasrullah tidak pernah mengeluarkan gaji mereka selama tiga tahun bekerja di kebun sawit milik Korban.
Sudah ditagih berkali-kali tapi tak juga dikasih oleh korban. Dia merasa telah diperlakukan secara tidak adil.
"Selama kita kerja lebih kurang 3 tahun, tidak sekalipun gaji dibayarkannya.
Awalnyo dijanjikan sebulan Rp 2 juta perorang, tapi tidak dibayarkannya juga," ungkap Mansyur.
3. Sakit hati gajinya tak juga dibayarkan yang membuatnya berniat untuk menghabisi nyawa Dasrullah.
Dia telah menyusun rencana pembunuhan seminggu sebelum peristiwa nahas itu.
Penyusunan rencana tersebut dilakukan saat Dasrullah sedang pulang ke Solok Selatan, Sumatera Barat.
Hanya dia dan anaknya yang tinggal di pondok kebun.
"Lebih kurang selama satu minggu rencana pembunuhan tersebut disusun, hingga waktunya eksekusi langsung dilakukan," ujarnya tenang.
4. Eksekusi terhadap korban dilakukan secara sadis.
Mansur menceritakan menghabisi korbannya menggunakan sebilah golok. Eksekusi itu dilakukannya pada saat korban sedang tidur di pondoknya. Dia mendekati korban sembari membawa golok di tangannya.
"Saat kejadian korban sedang tertidur di pondok. Pas lagi tidur itulah saya datang dan langsung membacok bagian lengan hingga ke perut korban," ungkapnya.
Dia melihat korban ternyata masih hidup. "Langsung sayo bacokkan lagi ke arah leher korban hingga dia tewas," jelasnya.
5. Setelah memastikan korban meninggal, Mansur dibantu anaknya, RF, mengamankan mayat korban untuk dikubur.
Mereka membawa korban ke arah sungai, masih di dalam areal perkebunan sawit milik korban.
6. Sebelum dikubur, tersangka memotong alat vital korban. "Setelah saya potong baru dikuburkan. Alat vitalnya saya bawa ke pondok," ungkapnya.
Dia menyebut alat vital korban direbusnya dan dimakan, bahkan dicampurnya lagi pakai bumbu dapur. "Saya rebus sebelum akhirnya saya makan sendiri, supaya arwah korban tidak menghantui saya," terangnya.
Dia mengaku hal tersebut dilakukannya dengan penuh kesadaran tanpa rasa jijik ataupun geli.
Bahkan dirinya menggambarkan terkait rasa dari bagian organ vital itu kepada awak media tanpa terdengar nada penyesalan dari mulutnya.
7. Setelah mengeksekusi korban, dia dan anaknya tidak langsung kabur dari tempat itu.
Mereka sempat menginap di pondok tersebut selama dua hari, sembari membersihkan bercak darah yang berserakan di pondok tersebut dengan cara mencuci pakai detergen.
8. Terungkapnya kasus pembunuhan yang dilakukan secara rapi dan dingin ini bermula dari laporan istri korban, yang menyebut suaminya tidak bisa dihubungi, usai berpamitan ingin melihat kebun miliknya di Kabupaten Batanghari.
"Kami tindaklanjuti laporan itu. Hasil pengecekan, anggota menemukan korban telah meninggal dengan kondisi tubuh membusuk dan terkubur," ujar Kapolres.
Selanjutnya, pihak kepolisian langsung membentuk tim untuk mengusutnya. Satuan Reskrim Polres Batanghari akhirnya berhasil menangkap dua tersangka, setelah mempelajari rentetan peristiwa. Kecurigaan langsung mengarah pada karyawan korban karena saat itu tidak ada lagi di lokasi.
9. Kapolres bilang, motif tersangka melakukan pembunuhan didasari rasa dendam pribadi, karena korban tidak membayarkan upahnya selama tiga tahun bekerja di kebun. Selama 2 tahun, ucapnya, sekitar Rp 20 jutaan upah yang belum dibayar.
10 Kedua tersangka diamankan di lokasi yang berbeda
"Kedua tersangka diamankan di dua lokasi berbeda. Tersangka utama ditangkap di Daerah Solok, Sumatra Barat. Anaknya diamankan di Muara Enim Sumatra Selatan," jelas Kapolres. Dia bilang tidak ada perlawanan dari tersangka saat ditangkap.
Kedua tersangka dijerat dengan pasal pembunuhan dan pembunuhan berencana, dengan ancaman hukuman seumur hidup hingga hukuman mati. Sementara untuk ankanya yang masih dibawah umur akan ditindak namun tetap memperhatikan unsur statusnya yang masih di bawah umur.