Kisah Tentara Perempuan Ini Bikin Miris, Mulai Setop Menstruasi Hingga "Digituin" Komandannya

TRIBUNJAMBI.OM--Ketika perempuan lain bisa menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas kewanitaan,

Editor: ridwan

TRIBUNJAMBI.OM--Ketika perempuan lain bisa menghabiskan waktunya untuk melakukan aktivitas kewanitaan, berbeda dengan Lee So Yeon yang merupakan seorang anggota angkatan bersenjata di Korea Utara.

Memang inilah yang terjadi di Korea Utara, bukan hanya dirinya namun ribuan perempuan lain juga ikut dalam profesi ini.

Melansir dari Kompas.com, Lee So Yeon bergabung dengan Angkatan Bersenjata Korea Utara di awal dekade 90-an.

Alasan masuk ke dalam lingkungan militer, saat itu ia memiliki motivasi untuk mendapatkan makanan enak, semangat patriotik akan tanah air, dan juga meneruskan jejak keluarganya.

Para perempuan di negara ini melakukan hal tersebut karena negeri mereka dilanda kelaparan yang parah.

Di awal menjadi seorang prajurit, So Yeon mengaku sangat menikmati statusnya sebagai seorang prajurit di negara tersebut.

Jika rakyat biasa tak pernah menggunakan pengering rambut, So Yeon pun mendapatkan fasilitas ini meski tak bisa digunakan setiap hari karena padamnya listrik yang terlalu sering.

Namun keberuntungan berkata lain, memasuki bulan keenam dari masa dinasnya So Yeon mengalami hal yang tak diinginkan.

Sebagai seorang perempuan yang seharusnya mengalami siklus mentruasi, So Yeon pun tak mengalaminya.

Siklus menstruasi tak lagi terjadi pada dirinya karena lingkungan yang sangat keras serta kurangnya makanan yang diberikan.

"Namun, kami sangat bersyukur karena jika kami haid, situasinya akan lebih buruk," kata So Yeon dalam wawancaranya dengan BBC Selasa (21/11).

Ia menuturkan jika terdapat dua kendala besar yang dialaminya saat bertugas. Di antaranya, para tentara perempuan tidak mendapatkan fasilitas yang layak.

Mereka tidur di atas matras yang terbuat dari karung beras. Dengan begitu saat berkeringat cukup banyak sehabis latihan, keringat pun tak akan terserap. "Itu sangat tidak nyaman," kata So Yeon yang merupakan putri dari profesor di universitas di Korut tersebut.

Lalu untuk mandi mereka pun tidak bisa karena tidak memiliki air yang memadai.

Perempuan berusia 41 tahun tersebut bercerita, suatu ketika Korut memasang selang yang terhubung dengan sebuah mata air di pegunungan.

Sumber: Nova
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved