Virus Mematikan Ini Menyerang Satu Keluarga, Begini Cara Pencegahannya

TRIBUNJAMBI.COM-- Kasus penyakit leptospirosis kembali muncul. Setelah lima tahun, kali ini penyakit yang

Editor: ridwan

TRIBUNJAMBI.COM, SURABAYA-- Kasus penyakit leptospirosis kembali muncul. Setelah lima tahun, kali ini penyakit yang disebabkan dari infeksi bakteri leptospira tersebut menyerang satu keluarga di Surabaya.

Bahkan kepala keluarga tersebut yakni Sukatono yang merupakan warga Dukuh Karangan, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung meninggal dunia akibat virus tersebut.

Diketahui, pria 49 tahun ini meninggal di rumah sakit, sementara sang istri   Suparmi juga di rawat di rumah sakit yang sama.

Bahkan keempat anak Sukatono juga mengalami demam. Satu keluarga ini diduga mengidap penyakit leptospirosis dari bakteri yag ada pada air kencing tikus.

Melihat kejadian ini, sebaiknya kita perlu berhati-hati pada kondisi rumah yang kotor dan menjadi sarang tikus.

(Baca juga : Mengenal Lebih Jauh Apa Itu 'Trisomy 13', Kelainan Genetik yang Diderita Bayi Adam Fabumi )

Penyakit leptospirosis ini merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.

Leptopirosis ini terjadi akibat bakteri dengan bentuk spiral yang disebut dengan Leptospira interrogans. 

Bakteri tersebut biasanya berada di dalam air kencing, darah atau juga jaringan dari hewan seperti babi, anjing, tikus, sapi, reptile, dan juga hewan amfibi.

Kita akan mudah terkena bakteri tersebut karena bersinggungan dengan sumber-sumber yang terinfeksi.

(Baca juga : Disangka Menggunakan Uang Negara untuk Berlibur, Ashanty Jawab Seperti Ini )

Selain itu, terserang dengan bakteri ini juga bisa saat kita menyentuh tanah atau air, tanah yang basah, atau tanaman yang terkontaminasi oleh urin hewan yang terinfeksi.

Gejala yang ditunjukkan dari penyakit ini di antaranya mengalami demam tinggi, muntah, diare, mata merah, nyeri pada otot, ruam, sakit kepala, serta tubuh panas dingin.

Gejala diatas merupakan fase pertama  yang berlangsung selama 5 hingga 7 hari dan fase kedua bisa terjadi 1 hingga 2 minggu kemudian dengan gejala demam kuning atau menguning di daerha kulit dan mata, gagal ginjal, detak jantung yang tidak stabil, masalah pada paru-paru, terjadi peradangan pada selaput otak, dan juga merah pada mata.

(Baca juga : Pamer Kekasih Baru, Naysila Mirdad Ajak Pacarnya Liburan ke Jepang )

Sumber: Nova
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved