Terjebak 24 Jam Bersama Mayat Orangtuanya yang Terbunuh, Kisah Bocah 5 Tahun Ini Mengenaskan

Kejadian mengenaskan menimpa seorang bocah laki-laki 5 tahun yang berasal dari Queensland, Australia.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti | Editor: Suci Rahayu PK
Mirror
Jo-Anne Kuch beserta putra Renee Kuch. 

TRIBUNJAMBI.COM -- Kejadian mengenaskan menimpa seorang bocah laki-laki 5 tahun yang berasal dari Queensland, Australia.

Dilansir dari Mirror, Senin (20/11/2017), bocah yang tidak bisa disebutkan namanya itu harus terjebak selama 24 jam bersama mayat orangtuanya yang telah ditusuk hingga mati dan bersimbah darah.

Bocah malang tersebut menemukan ibunya, Renee Kuch (39), dan sang kekasih yang merupakan seorang pedofil yang sedang dihukum, Corey Croft (37), bersimbah darah di depan pintu rumah.

Baca: Pacaran 5 Tahun, Pasangan di Thailand Ini Menikah Setelah Pengantin Wanita Resmi Jadi Perempuan

Iapun mengambil pisau dari tangan ibunya dan mencucinya di bak cuci, sebelum akhirnya menunggu seseorang untuk menyelamatkan.

Namun, tak ada seorangpun yang datang ke rumahnya.

Tampak putra Renee Kuch dan seorang detektif berbincang setelah ia ditemukan oleh sang bibi terjebak bersama mayat orangtuanya selama 24 jam. (Mirror)
Tampak putra Renee Kuch dan seorang detektif berbincang setelah ia ditemukan oleh sang bibi terjebak bersama mayat orangtuanya selama 24 jam. (Mirror) ()

Tanpa merasa takut, bocah itu duduk di ruang tamu bersama mayat orangtuanya selama 24 jam.

Akhirnya sang bibi datang setelah ia menelepon ke rumah Renee dan tak ada yang menjawab.

Bocah itupun bertanya pada sang bibi mengapa tak ada yang menolongnya.

Sebuah foto yang menampakkan bocah tersebut bersama detektif tersebar dan membuat orang-orang merasa iba.

Baca: Netizen Baper saat Jennifer Bachdim Unggah Foto Romantis

Dalam foto tersebut, bocah laki-laki itu terlihat memakai setelan forensik kebesaran dan bertelanjang kaki.

Ia terlihat sedang mengobrol bersama seorang detektif sambil duduk tanpa alas.

Akibat kejadian itu, bocah malang tersebut menjadi benci dengan warna merah dan menderita kecemasan berlebih hingga menyababkan ia sering mengunci pintu dan jendela setiap malam.

Seorang psikolog mencoba membantu mengatasi trauma yang dialaminya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved