Jelajah Kuliner

Gangan Palapa yang Prestisius

EMPOYAK atau pindang patin barangkali bukan kuliner yang sulit ditemui di Jambi dan sekitarnya. Makanan inipun

Penulis: wahid | Editor: Fifi Suryani
Gangan Palapa yang Prestisius - GANGAN.jpg
TRIBUNJAMBI/WAHID NURDIN
Gangan Palapa yang Prestisius - GANGAN2.jpg
TRIBUN JAMBI/ALDINO
Gangan Palapa yang Prestisius - GANGAN3.jpg
TRIBUN JAMBI/WAHID NURDIN
Gangan Palapa yang Prestisius - GANGAN4.jpg
TRIBUN JAMBI/ALDINO
Gangan Palapa yang Prestisius - GANGAN5.jpg
TRIBUN JAMBI/ALDINO

TRIBUNJAMBI.COM - TEMPOYAK atau pindang patin barangkali bukan kuliner yang sulit ditemui di Jambi dan sekitarnya. Makanan inipun masih dikenal di kalangan anak muda saat ini. Namun bagaimana dengan gangan palapa? Makanan khas asal kabupaten Muaro Jambi ini sudah sangat jarang terdengar keberadaannya. Padahal kuliner khas ini sempat menjadi salah satu kuliner yang prestisius di kalangan masyarakat sebagai penanda status sosial.

Meski berdomisili di kota Jambi, Fatimah sangat mengenal kuliner yang satu ini. Dengan cekatan, ibu tiga anak tersebut meracik bumbu dan mencampurkannya bersama beberapa iris ikan toman dalam sebuah kuali. Tak perlu menunggu berjam-jam, sepaket hidangan gangan palapa ikan toman pun tersaji di atas meja lengkap dengan sambal dan lalapan.
"Sudah dari kecil sering lihat ini. Turun menurun, sudah hafal bumbunya," candanya ramah saat Tribun bertandang di kediamannya, Jumat (18/7).
Gangan palapa menurut Fatimah merupakan makanan yang spesial. Baik dari segi bahan, cara pengolahan hingga bumbu-bumbu yang digunakan. Bahan utama membuat gangan palapa adalah ikan segar. Ikan bertekstur daging tebal bisa dipakai, dan ikan toman menjadi satu yang terfavorit.
Olahan ini juga kaya akan bumbu. Sesuai namanya, makanan ini memiliki bumbu rempah yang cukup komplit. Diantaranya cabai merah, kemiri, jahe, bawang putih, bawang merah, dan sereh. Bumbu-bumbu ini tidak ditumis, hanya dibersihkan dan digiling halus.
Proses memasaknya terbilang sederhana, namun membutuhkan kecermatan. Syarat utama memasak olahan ini adalah jangan terlalu lama dipanas api dan yang kedua jangan diaduk. Kedua hal itu bila dilanggar akan berdampak pada tampilan atau tekstur ikan itu sendiri.
"Sederhana saja masaknya. Masukkan bumbu yang sudah digiling dalam kuali atau tempat masak, kemudian masukkan ikan. Kasih air secukupnya, kasih blimbing wuluh. Karena tak boleh dikacau (aduk.red) cicip dulu kuahnya keasinan tidak, atau kurang asin. Nah, kalau sudah pas hidupin api. Masak 15 menitan, kalau lama-lama bisa hancur," papar Fatimah.
Gangan palapa termasuk jenis kuliner sekali santap. Maksudnya, meski tidak memakai santan, olahan ini akan cepat berubah rasa bila tidak segera disantap dalam kurun waktu tertentu.
Keunikan lain gangan palapa adalah cara memasaknya yang sehat, tidak ada santan, tidak ada minyak dan menggunakan bumbu dan bahan yang segar. Oleh karenanya, makanan ini sangat sehat dan tidak menjadi pantangan bagi siapapun, bahkan yang memiliki kolesterol atau darah tinggi masih memungkinkan untuk menyantap hidangan ini.
Hidangan gangan palapa tidak lengkap tanpa kehadiran lalapan segar dan sambal bacan. Semua tersaji segar, lalap disajikan segar, begitupula sambal yang hanya melalui proses ulek tanpa tumis. Bila kesemuanya disatukan, Anda harus siap merasakan sensasinya. Momen Idul Fitri tampaknya waktu yang cukup tepat untuk memunculkan kembali kuliner ini ditengah keluarga Anda.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved