Arief Sukses dengan Kolam Ikan 1 Hektare
Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi mungkin lebih populer sebagai penghasil nanas.
Penulis: Andreas Eko Prasetyo | Editor: Deddy Rachmawan
Desa Tangkit, Kecamatan Sungai Gelam, Kabupaten Muaro Jambi mungkin lebih populer sebagai penghasil nanas. Padahal di sana, sejumlah orang beternak ikan dan menjadi sentra untuk didistribusikan ke berbagai tempat. Bahkan, di Tangkit pula ada kolam ikan seluas satu hektare.
Adalah Arief (50) satu diantara peternak ikan patin di Desa Tangkit Baru. Yang membedakan Arief dengan peternak lainnya adalah, luasan kolam yang ia buat. Kolam seluas 1 hektare yang dimilikinya, disebut yang pertama di Indonesia dan kedua di Asia Tenggara.
"Iya, di Indonesia baru ada di Tangkit Baru, dan untuk Asia Tenggara baru ada di Thailand dan Indonesia," ujar Arief saat bertemu Tribun beberapa waktu lalu.
Usahanya yang kini besar itu, bukan datang begitu saja. Ia membangunnya pada tahun 2010, yang awalnya hanya tiga kolam. Ia merasakan jatuh bangun merintis usaha budidaya ikan patin termasuk saat memasarkannya.
"Wah, saya dulu pokoknya sudah puas kena tipu sana-sini Mas. Apalagi pelaku budidaya ikan patin ini kan sudah ada sejak dulu. Pernah saya ditipu pedagang yang memesan ikan, tetapi uang yang saya terima tidak ada. Kalau dikalkulasi jumlah uang yang tidak saya dapat bisa mencapai jutaan rupiah," katanya mengenang.
Pengalaman getir itu menjadi pelajaran penting baginya tanpa kehilangan semangat berusaha. Kemudian, Arief pun sering mengikuti pelatihan dan pembekalan cara beternak ikan yang baik dan benar.
"Saya sering ikut pelatihan, bahkan bantuan dari perusahaan swasta seperti EMP Gelam cukup menjadi motivasi dan bantuan yang berguna untuk saya," tuturnya.
Prinsip ingin maju dan mensejahterakan warga sekitar pun dilakukannya dengan mengajak beberapa warga untuk membantunya beternak. Ia menerapkan sistem bagi hasil. Alhasil dari tiga kolam yang dimiliki dengan selang waktu empat tahun, Arief kini memiliki 100 kolam ikan patin dan ikan lainnya serta satu kolam dengan luas satu hektare tersebut.
Setiap hari saja, ia dan rekan-rekannya dapat memanen 1,5 ton ikan segar. Selanjutnya ikan itu dilempar ke sejumlah pasar dalam Provinsi Jambi dan luar Jambi.
"Saya kini sudah mengajak lebih dari 50 orang warga untuk mengelola kolam yang saya miliki, dan memelihara 10 “tuyul” untuk menjualnya,"sebutnya sambil tertawa.
Maksud “tuyul” yang dikatakan Arief tersebut ialah, pegawai yang membantunya untuk memasarkan ikan ke pasar-pasar besar yang ada di Kota Jambi dengan menggunakan motor. Kendaraan itu ia beli dan para tenaga pemasaran tersebut mencicil.
Untuk kolam seluas satu hektare yang dimilikinya, untuk satu kali panen dapat menghasilkan ikan segar sebanyak 64 ton. Bibit ikan yang ditabur ke kolam ini juga tidak tanggung-tanggung yaitu sebanyak 275.000 ekor. Dengan pakan sebanyak 150 kilogram sekali tebar.(eko prasetyo)