Peluncuran Novel Chan Pi Diberkahi Hujan 3 Jam
TRIBUNJAMBI.COM- Peluncuran novel Chan Pi: Hikayat Cinta Negeri Melayu berlangsung di halaman belakang Museum Siginjei.
Penulis: kelik | Editor: Deddy Rachmawan
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Yoseph Kelik Prirahayanto
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Peluncuran novel Chan Pi: Hikayat Cinta Negeri Melayu berlangsung di halaman belakang Museum Siginjei, Kota Jambi Selasa (13/11) malam. Chan Pi merupakan sebuah novel dengan berseting tempat dan waktu di Jambi pada awal hingga pertengahan abad XI Masehi. Novel ini merupakan karya penulis Jambi, Berlian Santosa, yang merupakan juga pegiat Forum Lingkar Pena (FLP) Jambi.
Acara dijadwalkan dimulai pada pukul 19.00. Namun, hujan yang turun selama sekitar tiga jam sejak Selasa petang sempat memundurkan start acara. Akhirnya, acara pun baru dimulai sekitar pukul 20.15. Biarpun demikian, sekitar empat puluh orang hadir menyaksikan langsung acara yang memanfaatkan pendopo panggung serta deretan gazebo di halaman belakang museum yang baru setengah bulan ini berganti nama dari Museum Negeri Jambi tersebut. Di antara mereka yang menyempatkan diri hadir pada malam itu adalah Kepala Museum Siginjei, Eny Suhartaty, Sejarawan Lokal Jambi dan Mantan Kepala Bappeda Provinsi Jambi, Junaidi T Noor, juga Staf Ahli Bidang Keungan dan Ekonomi Gubernur Jambi, Ir Herman Rohim.
"Semoga hujan ini justru menjadi berkah yang menyuburkan tanaman novel Chan Pi, "kata Junaidi T Noor dalam sambutannya. Junaidi memberi apresiasi positif kepada kerja yang telah dilakukan Berlian Santosa karena membukukan sebuah tuturan berlatar belakang sejarah Jambi di abad XI. Lebih lagi, novel karya Berlian itu didahului dengan riset selama sekitar dua tahun. Dalam nada bercanda, Junaidi lalu berujar bahwa ia sejak bertahun-tahun lalu pernah pula mencoba menulis cerita fiksi berlatar sejarah Jambi, namun berbeda dengan Berlian yang sampai bisa mengkhatamkan sebuah novel, dirinya merasa susah menambah lebih dari dua halaman. Pada akhirnya, Junaidi pun berharap ke depannya akan lahir novel-novel berlatar sejarah lain tentang Jambi kuno, entah yang bertutur tentang Tebo, Kerinci, dan daerah-daerah lain di provinsi ini.
Ir Herman Rohim yang hadir mewakili Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus, sebelum membacakan pidato tertulis dari gubernur sempat pula memuji novel Berlian ini. Katanya, sejarah dalam bentuk novel lebih merangsang orang untuk membaca daripada sejarah dalam bentuk buku biasa.
Di dalam peluncuran itu sempat pula diputar video multimedia tentang beberapa nukilan tuturan dan dialog dalam Chan Pi. Lalu ada juga pemutaran rekaman video acknowledgement dan testimoni dari sejumlah tokoh Jambi. Seluruhnya memberi pujian kepada karya Berlian, juga menyebut novel ini menjadi sebuah buku yang membuat Jambi lebih dikenal secara luas karena selama ini sangat sedikit buku yang mengulas atau bahkan menyebut Jambi dalam isinya. Mereka yang memberi testimoni itu antara lain Kepala Museum Siginjei, Eny Suhartaty, Maestro Tari Jambi, Tom Ibnur, Ketua Umum Dewan Kesenian Jambi, Azwan Zahari, juga Pegiat Komunitas Pintu di Tebo, Ramayani Riance.
Acara peluncuran novel disisipi juga penyerahan secara simbolis novel Chan Pi kepada 11 komunitas. Mereka itu adalah Forum Lingkar Pena (FLP) Jambi, Dunia Buku Anak Jambi (Duku Anjabi), Komunitas Pemuda Pemudi Candi Muaro Jambi, Sanggar Evergreen, Komunitas Pintu, Dunia Tera di Magelang, juga Perpustakaan Provinsi Jambi dan Perpustakaan Kota Jambi.
"Novel berseting tahun 1023 hingga 1064. Tokoh utamanya seorang perempuan peramu obat," kata Berlian Santosa sang penulis kepada Tribunjambi.com di akhir acara. Novel berbanderol Rp 60 ribu ini sendiri saat ini bisa dibeli di gerai kaos suvenir khas Jambi, Jakoz, di Sungai Kambang.