Runtuhnya Jembatan Mahakam

Puing Jembatan Diangkat dengan Metode Balon

TRIBUNJAMBI.COM - Regu penyelamat akan mencoba metode balon udara untuk mengangkat kerangka Jembatan Tenggarong.

Editor: Deddy Rachmawan

TRIBUNJAMBI.COM,  JAKARTA— Regu penyelamat akan mencoba metode balon udara untuk mengangkat kerangka Jembatan Tenggarong yang roboh di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Metode balon ini kerap dipakai untuk mengangkat tongkang ponton di galangan kapal. Dengan metode tersebut, petugas penyelamat akan menarik salah satu ujung jembatan di dasar sungai ke tepi. Akan disediakan 10 balon yang dapat beban masing-masing 50 ton.

"Dengan menggunakan 10 balon, diharapkan akan bisa mengangkat bagian ujung kerangka jembatan, lalu ditarik atau digeser bagian yang terangkat tersebut ke arah pinggir," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (29/11/2011), di Jakarta.

Sutopo mengatakan, setelah kerangka jembatan ditarik ke tepi, diharapkan kendaraan dan korban yang terjebak di jembatan itu bisa dikeluarkan dan diangkat. Metode balon tersebut disepakati dan peralatan mulai dibawa ke lokasi kejadian malam ini untuk diujicobakan pada Rabu (30/11/2011) pagi.

"Rencana besok pagi juga akan diadakan rapat teknis dengan Dinas Perhubungan dan unsur Kementerian Perhubungan tentang persiapan dimulainya pembangunan dermaga darurat untuk feri," ujarnya.

Selain itu, kata Sutopo, juga dioperasikannya pemindaian bawah permukaan sungai dengan multibeam echosounder dan side scan sonar untuk memetakan profil dasar sungai. Total berat alat tersebut 600 kilogram.

Ia menjelaskan, sesuai rencana, sepanjang hari Selasa sudah dilakukan upaya penyelaman dalam oleh tim penyelam gabungan yang terdiri penyelam profesional, pasukan katak, dan Brimob. Upaya ini belum berhasil karena arus pada kedalaman 38 meter sangat deras sehingga para penyelam tidak bisa masuk ke dalam kerangka jembatan.

"Upaya ini dicoba terus sampai Selasa sore. Namun, dengan pertimbangan keselamatan para penyelam akhirnya Kepala Basarnas memutuskan menghentikan operasi penyelaman pada pukul 16.30 wita," ujarnya.

Hingga hari ini, jumlah korban meninggal dunia mencapai 18 orang, terdiri dari 13 pria dan 5 perempuan. Korban atas nama M. Husairi (43), Alisa Julfa Nabila (9 bulan), Supriadi (31), Syamsul B (22), Aldi (12), M Fariz (22), Agus  (25), Alisyah (6 bulan), Fadlan (17), M Iskandar (35), Samsul  (24), Huzairi (40), Erli Erliana  (39), Robiansyah (13), dan Rusmini (30). Tiga orang belum dapat diidentifikasi. Adapun korban luka-luka berjumlah 46 orang, 2 orang di antaranya masih dirawat inap. Sebanyak 19 orang dilaporkan hilang.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved