Penemuan Makara
Terdapat Ukiran Monyet dan Ular di Makara
TRIBUNJAMBI.COM ‑ Satu makara kembali ditemukan tim penggalian Candi Kedaton di Kompleks Situs Candi Muaro Jambi.
Penulis: Hendri Dunan | Editor: Deddy Rachmawan
MUARO JAMBI, TRIBUNJAMBI.COM ‑ Satu makara kembali ditemukan tim penggalian Candi Kedaton di Kompleks Situs Candi Muaro Jambi. Berbeda dengan dua makara sebelumnya yang posisinya tegak, makara ketiga ini miring bahkan nyaris roboh.
Dengan ditemukannya makara ketiga, dugaan tempat ditemukannya dua makara di Candi Kedaton sebagai gapura kian meyakinkan. Makara ketiga ditemukan di sisi utara candi induk. Sebelumnya dua makara sudah ditemukan persis di kanan kiri undakan anak tangga.
"Penemuan makara ini Senin (15/8) sore, jam 13.20 WIB. Waktu itu baru tampak kuping makaranya saja. Namun belum pasti. Karena tidak mau buat heboh, kami biarkan saja," ungkap A Rahman, penemu makara tersebut, Selasa (16/8).
Rahman mengungkapkan, makara hanya terlihat bagian kepala saat ditemukan. Kemudian penggalian dilanjutkan sehingga terlihat wujud asli makara tersebut kemarin pagi.
Pada bagian kepala makara sendiri terdapat cacat. Bagian pahatan relief hiasan atas terlihat pecah. Serta setelah pengupasan, juga belum ditemukan adanya aksara di makara tersebut.
Makara ketiga ini terlihat berbeda dengan dua makara sebelumnya. Jika makara pertama dan kedua ditemukan merupakan perpaduan wujud ular naga dan gajah, yang diidentikkan sebagai sepasang jantan-betina, maka makara ketiga ini merupakan perwujudan antara monyet dan gajah.
"Ukiran hewan di bagian bawah ini menyerupai monyet. Kalau di depankan sepasang ular," ungkap Rahman.
Di depan makara ketiga terdapat batu andesit yang digunakan untuk undakan tangga. Namun saat dicoba mencari undakan anak tangga, masih belum ditemukan. Tidak hanya satu, beberapa batu andesit berukuran tiga kali batu candi biasa juga terlihat berserakan.
Pada bagian makara ketiga, terlihat rupa ukiran wajah monyet di bagian bawah. Selain itu juga terdapat serupa tanduk yang melekat di bagian kepala. Pada bagian mulut dan giri ada taring serta menggunakan kalung.
"Antara ketiga makara memang terlihat berbeda satu sama lain," ujar Wijianto, Tekno Arkeologi BP3 Jambi.
Selain makara, juga telah berhasil ditemukan struktur dinding pagar batu setinggi 34 lapis bata. Dengan masing‑masing ketebalan bata mencapai 6-8 centimeter. Struktur dinding pagar itu diperkirakan tingginya dua meter lebih. Sementara tebalnya diperkirakan 120 centimeter.
"Untuk dinding sendiri memang tebal dan tinggi, karena diperkirakan fungsinya juga sebagai pengaman," ujar Wijianto.
Berdasarkan pengukuran sebelum digali, ketinggian gundukan mencapai 4,5 meter. Maka diperkirakan tinggi gapura bisa mencapai tinggi lima meter. Ramalan diasumsikan dengan banyaknya tumpukan batu yang ada.
"Jika disusun seluruh batu yang ada bisa mencapai ketinggian lima meter untuk gapuranya. Dan dinding pagarnya bisa mencapai ketinggian dua meter," ujar Wijianto.
Dia memperkirakan bahwa tinggi undakan tangga gapura melebihi satu meter. Kemudian terdapat bordes yang relatif panjang untuk sampai ke sisi gapura belakangnya. Selain itu, gapura ini diperkirakan memiliki tiga lekukan besar pada bagian dinding dan penampangnya. Jika memang gambaran perkiraan itu benar, maka diseluruh situs Kedaton akan memiliki panjang pagar keliling mencapai 210x216 meter. Sedangkan luas areal Kedaton mencapai 225x250 meter.(dun)